Indonesia Tuan Rumah ASEAN Hydrographic Survey Workshop 2023

  • Oleh : Naomy

Kamis, 14/Sep/2023 06:37 WIB
Sesjen Kemenhub bersama delegasi 3 negara pantai Sesjen Kemenhub bersama delegasi 3 negara pantai

JAKARTA (BeritaTrans.com) – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perhubungan cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut bertindak menjadi tuan rumah penyelenggaraan ASEAN Hydrographic Survey Workshop di Jakarta, Rabu (13/9/2023).

Dibuka Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Novie Riyanto, Workshop ini dihadiri Ambassador of the Mission of Japan to ASEAN, Deputy Secretary General for ASEAN Economic Community, ASEAN Secretariat, Negara Anggota ASEAN, serta organisasi Internasional dan stakeholder yang mempunyai kepentingan di Selat Malaka dan Selat Singapura.

Baca Juga:
Rehabilitasi Pelabuhan Banjar Nyuh Nusa Penida Dianggarkan Tahun 2025

Novie mengatakan, Selat Malaka dan Selat Singapura memiliki peran penting karena merupakan jalur yang menghubungkan Samudera Hindia dan Laut China Selatan. 

"Kedua Selat ini merupakan jalur pelayaran yang sempit namun padat lalu lintas. Oleh karenanya, muncul kekhawatiran yang semakin besar terhadap keselamatan navigasi pelayaran dan dampaknya terhadap lingkungan laut pada kedua Selat ini," tutur Novie.

Baca Juga:
Ribuan Peserta Arus Balik Gratis Sepeda Motor dengan Kapal Laut Tinggalkan Semarang ke Jakarta

Untuk mengatasi kekhawatiran ini, Negara-Negara Pantai yakni Indonesia, Malaysia dan Singapura telah menjalin Kerja sama meningkatkan keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan laut dari dampak negatif kegiatan pelayaran.

Workshop ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk melanjutkan pembahasan dalam rangka meningkatkan keselamatan pelayaran di Selat Malaka dan Selat Singapura.

Baca Juga:
Sesditjen Hubla Tinjau Pelabuhan Muara Angke

“ASEAN Hydrographic Survey 2023 ini merupakan proses akhir dari Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Jepang dengan tiga Negara Pantai (Indonesia, Malaysia dan Singapura) untuk bekerjasama dalam melaksanakan survey hidrografi di sepanjang Traffic Separation Scheme (TSS) Selat Malaka dan Selat Singapura dengan biaya dari Pemerintah Jepang melalui Japan-ASEAN Integration Fund (JAIF) yang ditandatangani pada tahun 2017,” urainya.

Menurutnya, fokus utama dari Workshop ini adalah untuk mensosialisasikan Electronic Nautical Chart versi terbaru Selat Malaka dan Selat Singapura. 

Versi terbaru ini, dikembangkan oleh tiga Negara Pantai dan didukung oleh Jepang, memberikan informasi penting tentang perairan dalam, posisi bangkai kapal, terumbu karang, serta bebatuan di perairan.

“Informasi ini tentunya akan sangat bermanfaat bagi kapal-kapal yang berlayar melalui Selat Malaka dan Selat Singapura serta tentunya berkontribusi terhadap keselamatan maritim,” imbuhnya.

Senada dengan Novie, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Capt. Antoni Arif Priadi, yang bertindak selaku Ketua Delegasi Indonesia pada Workshop dimaksud juga menekankan pentingnya Selat Malaka dan Selat Singapura sebagai salah satu jalur pelayaran paling strategis di dunia. 

Menurut Capt. Antoni, volume lalu lintas, panjang dan karakteristik geografis dari kedua Selat tersebut terus menjadi tantangan bagi Negara Pantai, Indonesia, Malaysia dan Singapura untuk memastikan terselenggaranya keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan di kedua Selat tersebut.

“Oleh karena itulah, ketiga Negara Pantai bersama dengan Malacca Straits Council Jepang memprakarsai proyek Survey Hidrografi Bersama untuk meningkatkan keselamatan pelayaran di wilayah tersebut,” terangnya.

Capt. Antoni menambahkan, data-data yang dikumpulkan dari survey yang dilakukan inilah, digunakan untuk menghasilkan peta navigasi elektronik yang lebih terkini dan terperinci, yang diharapkan dapat meningkatkan keselamatan navigasi pelayaran dan memungkinkan perencanaan pelayaran yang lebih baik di Selat Malaka dan Selat Singapura.

Workshop ini merupakan tindak lanjut dari 3rd Extraordinary Session of the Implementation Committee Meeting yang digelar pada 26 s.d 27 April 2023 yang diselenggarakan oleh Malacca Straits Council di Singapura. 

“Untuk itu, pada kesempatan ini saya sampaikan terima kasih kepada Pemerintah Jepang, juga kepada Malacca Strait Council, atas komitmen kuatnya dalam mendukung ketiga Negara Pantai meningkatkan keselamatan maritim di Selat Malaka dan Selat Singapura,” ulasnya.

Dia juga menyampaikan penghargaan yang tulus kepada Negara-negara Anggota ASEAN untuk terus terlibat aktif dalam upaya menciptakan jalur pelayaran internasional yang aman, terjamin, dan terlindungi secara lingkungan di kawasan.

“Saya percaya bahwa semua masalah termasuk kekhawatiran bersama terkini di Selat Malaka dan Selat Singapura dapat diselesaikan dengan cara terbaik dengan memperkuat kerja sama dan kolaborasi kita, tidak hanya di antara Negara Pantai tetapi juga melalui dukungan nyata dari seluruh Negara Anggota ASEAN dan pengguna terkait lainnya,” tutup Capt. Antoni. (omy)