Oleh : Naomy
JAKARTA (BeritaTrans.com) - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) Kementerian Perhubungan mendapat kunjungan dari International Civil Aviation Organization (ICAO) Performance Based Navigation (PBN) Go Team, Selasa (10/10/2023).
Kunjungan ini dimanfaatkan untuk saling berdiskusi dan brainstorming tentang implementasi PBN di Indonesia.
Baca Juga:
Setelah FIR Dikeloa Airnav, Terjadi Peningkatan Penerbangan Lintas Negara hingga 81,8%
Kunjungan tersebut merupakan kolaborasi erat antara Ditjen Hubud, ICAO, Perum LPPNPI/AirNav Indonesia, operator penerbangan serta stakeholder lainnya dalam industri penerbangan Indonesia.
Mewakili Ditjen Hubud dan ICAO, Direktur Navigasi Penerbangan, Capt. Sigit Hani serta Regional Officer (AOM-PBN) ICAO Asia & Pacific Regional Sub-office, Beijing, Mr. V.K. Mishra.
Baca Juga:
Penerbangan Jakarta-Silangit Banjir Peminat di Libur Nataru, Kemenhub: Ada Extra Flight!
PBN merupakan navigasi berbasis satelit, sehingga dapat mengatasi kondisi terrain atau laut bebas yang merupakan kendala bagi ground based nav aids.
Penerapan PBN juga salah satu upaya untuk mengurangi emisi karbon sehingga mendukung penerbangan menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan.
Baca Juga:
Ditjen Hubud Gelar Seminar Nasional Kesehatan Mental Personel Penerbangan
Capt. Sigit Hani mengatakan, hal ini merupakan langkah penting dalam upaya meningkatkan pelayanan navigasi penerbangan di Indonesia melalui evaluasi progres implementasi PBN dan pemberian petunjuk yang berharga untuk mengatasi masalah dan tantangan yang dihadapi.
"Kami berkomitmen meningkatkan standar pelayanan navigasi penerbangan di Indonesia sesuai dengan standar internasional. Kunjungan Tim ICAO ini merupakan langkah signifikan dalam mencapai tujuan tersebut, dan kami sangat menghargai kontribusi mereka dalam mendorong pelayanan navigasi penerbangan yang efektif dan efisien," urainya.
ICAO PBN Go Team akan mengevaluasi progres implementasi PBN di Indonesia dan memberikan petunjuk untuk menghadapi tantangan yang teridentifkasi yaitu perencanaan implementasi PBN termasuk partisipasi stakeholders terkait dan peningkatan proses perancangan, persetujuan operasional serta pengawasan terhadap implementasi PBN.
Kesempatan ini juga digunakan untuk saling berbagi informasi penting dan panduan dari pakar ICAO PBN Go Team yang mencakup prosedur PBN di daerah dengan medan yang sulit, PBN Navspec pada prosedur enroute, dan pelatihan PBN untuk Air Traffic Controller (ATC).
Sigit berharap kolaborasi ini dapat menjadi langkah positif menuju peningkatan pelayanan navigasi penerbangan yang lebih baik dan efisien, sehingga berdampak pada peningkatan aspek keselamatan dan keamanan operasional penerbangan sipil di Indonesia.
“Terutama pengembangan PBN di daerah timur yang notabene mempunyai tantangan pada terrain, sehingga secara signifikan dapat meningkatkan aspek keselamatan di wilayah tersebut,” tutup Sigit. (omy)