Rencana Merger Citilink dan Pelita Air, Erick Thohir Buka Suara

  • Oleh : Redaksi

Rabu, 13/Des/2023 19:41 WIB
Erick Thohir (ist) Erick Thohir (ist)


JAKARTA (BeritaTrans.com) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan alasan rencana merger maskapai pelat merah, Citilink dan Pelita Air. 

Penggabungan tersebut menurutnya hendak dilakukan untuk menyeimbangkan harga tiket pesawat, yang meroket.

Baca Juga:
Citilink-Bank MNC Kolaborasi, Terbang Lebih Praktis dan Menguntungkan

"Pesawat terbang kita sebelum Covid-19 itu 750 pesawat. Hari ini 450, makanya tiketnya mahal. Nah karena itu kita mendorong yang namanya merger atau penggabungan Pelita dengan Citilink," ujar Erick di Jakarta, Rabu (13/12/2023).

Untuk itu, dia mendorong adanya penggabungan kedua maskapai tersebut di antaranya untuk menekan harga tiket. 

Baca Juga:
HUT ke-12, Citilink Sebar Hadiah Mobil, Paket Umroh dan Banyak Lagi Lewat Program Smilink Linkmiles Festival

Di sisi lain, perlunya meningkatkan standarisasi bandara. Namun, merger tersebut tentunya membutuhkan waktu lama.

"Namun, namanya merger itu butuh proses. Pelindo itu ada 4 jadi 1, Pelindo aja butuh dua setengah tahun. Ya, kan misalnya ini Angkasa Pura baru bicara tahun ini," katanya seperti dilansir dari detik.com.

Baca Juga:
Pelita Air Raih Penghargaan Indonesia Sustainability Initiative of the Year-Aviation

Menurutnya, beberapa negara sekarang yang merenovasi bandara menjadi tempat perjalanan yang nyaman. 

Untuk itu, perlunya memperbaiki atau merenovasi bandara, seperti di Bali.

Dengan begitu, dapat mendorong masyarakat Indonesia untuk berwisata dalam negeri dibandingkan luar negeri. 

Bersama dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, dia menargetkan jumlah wisata di tahun 2024 menjadi 12,5 juta turis mancanegara.

"Nah karena itu diperlukan kebijakan yang friendly. Apa contohnya? Tadi airport. Ya airport," ujarnya. (soleh)