Bandara Frans Seda Masih Ditutup Dampak Erupsi Gunung Lewatobi

  • Oleh : Naomy

Kamis, 04/Janu/2024 13:20 WIB
Bandara Frans Seda Maunere Bandara Frans Seda Maunere


JAKARTA (BeritaTrans.com) – Sejak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur pada tanggal 1 Januari 2024 lalu, Bandar Udara Frans Seda Maumere, yang terletak di Kabupaten Sikka harus ditutup sementara karena alasan keselamatan penerbangan.

Berdasarkan dari Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) bahwa pergerakan abu vulkanik masih menutupi Bandara Fransiskus Xaverius Seda Maumere Kabupaten di Kabupaten Sikka. Untuk itu AirNav Indonesia/Perum LPPNPI berdasarkan perkembangan terkini sudah mengeluarkan Notice to Airmen (NOTAM) nomor C0022/24 NOTAMR C0017/24. 

Baca Juga:
Bandara Maumere Kembali Beroperasi Setelah 5 Bulan Tutup Dampak Erupsi Gunung Lewatobi

Demikian pula walaupun hasil paper test yang dilakukan di bandara menunjukkan hasil negatif, tetapi karena berdasarkan laporan dari SIGMET BMKG yg menunjukan pergerakan abu vulanik masih menutupi Bandara Frans Seda, sehingga bandara harus ditutup sementara. 

“Penutupan bandara ini diambil karena aspek keselamatan penerbangan, akan dibuka kembali setelah tidak terdampak abu vulkanik dan tidak membahayakan penerbangan,” ungkap Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Maria Kristi Endah Murni pada di Jakarta, Kamis (4/12024). 

Baca Juga:
Bandara Lede Kalumbang Tambolaka, Gerbang Wisata Sumba Nan Elok

Kristi menuturkan, pihaknya telah memerintahkan Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah IV Bali dan Kepala UPBU Frans Seda Maumere untuk intensif melakukan monitoring dan pengawasan perkembangan situasi erupsi gunung.

"Kami pasti akan terus memonitor situasi dan berkoordinasi intensif dengan stakeholder terkait dalam hal penanganan erupsi gunung agar aspak keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan terpenuhi," tuturnya.

Baca Juga:
Ada Insiden Penembakan Pesawat Wings Air PK-WJT di Dekai

Seperti yang terjadi sebelumnya di Bandara Internasional Minangkabau Padang beberapa waktu lalu, Kristi kembali menghimbau kepada maskapai penerbangan untuk memberikan kompensasi kepada penumpang yang telah membeli tiket, termasuk opsi full refund, reschedule, ataupun re-route ke bandara terdekat jika seat masih tersedia. 

“Hal ini diharapkan dapat membantu penumpang yang terkena dampak penutupan bandara,” ungkap Kristi.

Adapun dampak erupsi Gunung Lewatobi Laki-laki terhadap operasional penerbangan di Bandara Fransiskus Xaverius Seda Maumere pada 4 Januari 2024 yaitu terjadinya pembatalan enam penerbangan Wings Air  rute Kupang (KOE) dan Ujung Pandang (UPG). 

Sementara itu bandara terdekat seperti Bandara Gewayantana di Larantuka dan Bandara Wunopito di Lewoleba berdasarkan perkembangan terkini, operasional bandara masih berjalan normal. 

Terkait penanganan erupsi gunung berapi serta penanganan dampak abu vulkanik terhadap operasi keselamatan penerbangan, Kristi menyampaikan berdasarkan Surat Edaran nomor SE 15 Tahun 2019 tentang Pelaksanaan Penerbangan pada Keadaan Force Majeure serta Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 153 Tahun 2019 .

Isinya tentang Tata Cara dan Prosedur Collaborative Decision Making (CDM) Penanganan Dampak Abu Vulkanik terhadap Operasi Penerbangan melalui Integrated Web Based Aeronautical Information System Handling (I-WISH) sehingga penanganan force majeure erupsi Gunung Merapi mengacu pada kedua surat tersebut sebagai pedoman pelaksanaan.

“Sistem ini sangat berguna untuk penanganan kondisi kahar seperti erupsi gunung sehingga masing-masing pihak sudah paham untuk melakukan dan mengambil tindakan. Kita berharap semoga operasional bandara kembali normal dan dibuka setelah dinyatakan tidak terdampak,” tutupnya. (omy)