Kehadiran BRT di Cekungan Bandung Dorong Masyarakat Naik Transportasi Umum

  • Oleh : Naomy

Senin, 29/Jul/2024 18:55 WIB
Dirjen Risyapudin di Bandung Dirjen Risyapudin di Bandung

BANDUNG (BeritaTrans.com) - Seiring dengan peningkatan jumlah kendaraan bermotor sehingga menyebabkan pencemaran udara bagi masyarakat perkotaan diperlukan suatu solusi agar masyarakat beralih ke transportasi massal, salah satu upaya yang dilakukan yaitu melalui pengembangan Bus Rapid Transit (BRT) di wilayah Cekungan Bandung. 

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Irjen Pol Risyapudin Nursin menyampaikannya di sela memimpin rapat koordinasi di Terminal Tipe A Leuwipanjang, Bandung, Jawa Barat, Senin (29/7/2024).

Baca Juga:
Kemenhub Tindaklanjuti Kecelakaan Beruntun di Pintu Tol Ciawi

"Sesuai amanah Undang - Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pemerintah pusat dan daerah harus bersama - sama hadir dalam menyediakan angkutan massal bagi masyarakat. Kami berharap dengan nantinya ada BRT bisa menjadi solusi mengurai kemacetan dan mengurangi polusi udara," jelas Dirjen Risyapudin.

Pembangunan BRT di Bandung akan mencakup wilayah Cimahi, Padalarang hingga Sumedang sepanjang 21 km. 

Baca Juga:
Kemenhub Sampaikan Duka Cita Atas Kecelakaan Beruntun di Pintu Tol Ciawi, 8 Orang Wafat

Di samping itu, pembangunan layanan ini juga paralel dilakukan di kota Medan, Sumatera Utara.

Kota Bandung telah mengalami kerugian ekonomi sebesar Rp12 Triliun per tahun akibat dari kemacetan. 

Baca Juga:
Ditjen Hubdat: Teman Bus di Yogya dan Bali Kini Dikelola Pemprov

Dirjen Risyapudin mengatakan, pengembangan BRT tahap satu akan dimulai di tahun 2025, tahap 2 di tahun 2026 dan tahap 3 dilakukan pada tahun 2027.

"Nantinya sistem angkutan cepat berbasis bus ini akan ramah lingkungan dan menggunakan energi rendah karbon. Waktu tempuhnya akan lebih cepat dengan jalur khusus serta adanya kepastian jadwal," ungkapnya.

Dia menuturkan, tarifnya akan dibuat terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat dan tentunya memanfaatkan sistem informasi yang jelas di halte, bus dan penggunaan aplikasi.

Selain itu, layanan ini akan mengedepankan kesetaraan Gender, Disabilitas dan Inklusi Sosial dalam desain bus dan infrastruktur yang inklusif.

Direncanakan layanan BRT ini akan terintegrasi dengan Stasiun Kereta Cepat Padalarang, Stasiun Kereta Api Cimahi, Terminal Tipe A Leuwipanjang, dan Stasiun Kereta Cepat Tegalluar.

"Pada saat pembangunan BRT nanti kami berharap adanya dukungan dari seluruh stakeholder baik dari Dinas Perhubungan Provinsi, Kabupaten/Kota, pihak Kepolisian hingga masyarakat. Kami semua perlu kolaborasi dan sinergi," tuturnya. 

Turut hadir pada rapat koordinasi ini Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, perwakilan Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota terkait, Dirlantas Polda Provinsi Jawa Barat, perwakilan Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten/Kota terkait serta Ketua DPP Organda Kabupaten/Kota terkait. (omy)