8 Tahun Pimpin Kemenhub, Budi Karya Torehkan Keberhasilan yang jadi Kenangan Membanggakan

  • Oleh : Naomy

Minggu, 20/Okt/2024 05:18 WIB
Menhub di sela reviu Buku Menhub di sela reviu Buku "BKS dari Underdog jadi Menteri"

 

JAKARTA (BeritaTrans.com) -  Budi Karya Sumadi segera memasuki purnatugas sebagai pimpinan tertinggi di Kementerian Perhubungan.

Baca Juga:
Terima Bintang Jasa dari Pemerintah Jepang, Budi Karya: ini Hasil Kerja Keras Seluruh Insan Perhubungan

Delapan tahun menjabat Menteri Perhubungan dalam kabinet Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sejak 2016 silam, Budi Karya banyak menorehkan keberhasilan yang menjadi kenangan membanggakan.

Budi Karya menyebutkan, ada tiga hal besar yang menjadi keberhasilan selama kepemimpinannya di Kementerian berfokus pada transportasi itu.

Baca Juga:
Mengenal Wamenhub Kabinet Merah Putih Komjen Pol (Purn) Suntana

Pertama adalah keberhasilan dalam mewujudkan angkutan lebaran (angleb) yang sukses dan lancar dengan segala tantangannyam

"Pertama itu kualitatif yaitu mudik, kalau mudik itu adalah kayak eksaminasi kami dan yang namanya Pak Jokowi enggak pernah memberikan perintah yang flat, pasti tantangan," tutur Budi Karya kepada wartawan di Grand Indonesia, Sabtu (19/10/2024).

Baca Juga:
BKS, dari Underdog jadi Menteri

Berbagai persiapan dan antisipasi dilakukan jauh sebelum tiba pelaksanaan angleb, seperti yang terjadi pada tahun ini. Di mana melalui survei ada 195 juta orang yang akan melakukan mudik, bagaimana itu mengaturnya. 

Namun dia bersyukur penyelenggaraan mudik dinyatakan berhasil dengan hasil kepuasan yang tinggi dan itu dinyatakan oleh lembaga survey yang baik.

Kedua yakni keberhasilan Indonesia dalam mewujudkan pengembalian penanganan wilayah informasi penerbangan atau FIR (Flight Information Region) oleh Indonesia khususnya di Batam. 

"Saya sangat apresiasi terhadap kinerja Kemenhub yang berhasil menyelesaikan hal itu. Sebab, sejak tahun 1995 FIR tidak diselesaikan dengan baik," tuturnya.

"Bayangkan, ada mungkin kira-kira 10 persen wilayah RI dikuasai oleh negara lain, misalnya kalau kita ke Batam, 'halo-halo Batam' yang jawab Singapura, dan itu bayar. Itu bisa kita kembalikan menjadi bagian dari Indonesia," ucap dia.

Budi Karya menilai bahwa teamwork dari Kemenhub luar biasa karena hampir 100 kali pertemuan dengan Singapura dan memakan waktu hampir tiga tahun, dan akhirnya berhasil FIR dikelola Indonesa.

Terakhir, warisan yang bisa dibanggakan adalah pembangunan transportasi perkotaan misalnya Kereta Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, LRT Jabodebek, dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh. 

"Pak Jokowi dengan segala kontroversinya, mulai. Saya mengawal dengan susah payah karena harus berhadapan dengan Jepang, yang konservatif sekali. Dia yang mesti kerjakan, tapi di awal susah jalan," ucap Budi.

"Lalu kereta cepat, siapa membayangkan kita punya Whoosh yang kalau saya ke Singapura pun, dokter bilang Whoosh kamu bagaimana. Padahal biasanya kita sama Singapura itu inferior. Tiga hal itu, ada hal yang lain tapi saya pikir terlalu banyak kredit saya terhadap legasi," imbuhnya.

Namun, meski banyak capaian yang berhasil diraih, Budi Karya mengaku masih ada beberapa hal masih perlu disempurnakan, terutama terkait transportasi transisi menuju penggunaan kendaraan listrik (EV).

"Keberlanjutan juga harus ada, komitmen terkait EV ini," katanya.

Begitu juga dengan kemadetan lalu lintas jalan yang diakuinya masih menjadi pekerjaan rumah (pr) yang masih harus diselesaikan.

Untuk di Jakarta, sudah ada sekitar 30% masyarakat beralih dari angkutan pibadi ke angkutan umum dari target lebih dari 50%, begitu juga di daerah, namun dirasa masih kurang optimal karena keterbatasan anggaran. (omy)