Cetak Sejarah, Dosen Esa Unggul Raih Gelar Doktor hanya 2 Tahun 5 Bulan di UGM dengan IPK 4

  • Oleh : Ahmad

Kamis, 24/Okt/2024 15:36 WIB
Peraih gelar Doktor tercepat Peraih gelar Doktor tercepat

YOGYAKARTA (BeritaTrans.com) - Adalah Arbania Fitriani yang akrab di sapa Arfi, dosen Fakultas Psikologi Universitas Esa Unggul sekaligus Dikretur perusahaan management consulting ternama"Stellar HR" yang berlokasi di Mega Kuningan, berhasil meraih gelar Doktor dengan mencetak sejarah sebagai mahasiswa pertama di Prodi Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan UGM yang lulus hanya dalam kurun waktu 2 tahun dan 5 bulan dengan IPK sempurna 4.0 (predikat pujian/cumlaude).

Baca Juga:
Mahasiswa Ekonomi UGM Tilik Jalur Karir di FIFGROUP

"Alhamdulillah saat saya sidang promosi Doktor, Ka Prodi saya berkata bahwa saya mencetak sejarah sebagai mahasiswa Doktor pertama di prodi saya yang lulus hanya dalam kurun waktu 2 tahun 5 bulan," kata Arfi, belum lama inj.

Arfi mengaku bisa lulus cepat karena proposalnya dianggap paling siap oleh tiga promotornya beserta 3 tim penguji lainnya. Ditemui oleh tim wartawan pada hari senin 21 Oktober 2024, Arfi berbagi tips yang membuatnya bisa lulus cepat yakni persiapan yang matang untuk proposal penelitian dilakukan setahun sebelum mendaftar di prodinya.

Baca Juga:
Kejuaraan Karate Bimawa Cup 2023, Wakil Rektor UAD: Efektivitas Latihan Diukur Lewat Kompetisi dan Prestasi

Oleh karenanya, saat kuliah dia bisa ujian proposal saat masih di semester dua akhir. Selain itu, kesiapan sumber daya penelitian juga penting sehingga wajib untuk memilih tema penelitian yang dirasakan mudah bagi peneliti untuk mengumpulkan data lapangan. Yang paling utama adalah tidak menunda untuk menulis laporan hasil penelitian.

"Kebetulan saya adalah dosen pengajar metode penelitian dan statitstik sehingga pengalaman mengajar membantu saya dalam menyusun proposal disertasi. Sebagai Direktur perusahaan konsultan yang jasanya banyak digunakan BUMN, saya juga lebih mudah mendapatkan responden. Alhamdulillah saya bisa mengumpulkan 105 pegawai BUMN untuk FGD dan sebanyak 2484 pegawai BUMN yang mengembalikan kuesioner saya hanya dalam kurun waktu 6 bulan," ungkapnya. 

Baca Juga:
SD Unggulan Muhammadiyah Lemahdadi Menuju Prototipe Sekolah Antikorupsi

Sempat ditantang oleh Tim Penguji Proposal

Meskipun awalnya mendapat tantangan dari tim pengujinya karena tema penelitian yang di ambil sangat kompleks yang lebih cocok untuk tema post doktoral dan dianggap tidak bisa selesai tepat waktu karena tema terlalu rumit, namun Arfi tidak gentar. Dia membuktikan bahwa dengan tema kompleks pun, jika dijalankan dengan kedisiplinan dan komitmen tinggi maka hasil tidak akan mengkhianati proses.

"Jadi saat saya sidang akhir, penguji bilang, disertasi saya sebenarnya bisa dibagi menjadi dua disertasi sangking kompleksnya. Saya tuh punya 15 variabel, 9 hipotesis utama dan 41 koefisien jalur yang harus dibuktikan, dengan tiga metode yakni eksploratif untuk membangun teori, konfirmatori untuk uji model pengukuran, dan nomologi untuk uji model teoritis. Alhamdulillah jerih payah ini terbayar dengan IPK sempurna," tambahnya lagi. 

Sebenarya prestasi Arfi ini tidak mengherankan karena sejak SD sampai SMA, dia tidak pernah luput dari gelar juara 1 se-Provinsi Sulawesi Selatan. Hal tersebut yang membuat dia bisa masuk Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) dengan bebas test atau jalur prestasi.

Di UI pun, Arfi membuktikan bahwa ia bisa menjadi lulusan terbaik sehingga diberikan beasiswa dari Fakultas Psikologi UI untukVmelanjutkan S2 di fakultas yang sama di UI. Saat menempuh S2,  kembali menoreh prestasi menjadi lulusan cumlaude.

Saat lulus S1 dan S2, dia selalu menjadi perwakilan wisudawan untuk berpidato dan menginspirasi wisudawan lain karena tidak hanya berprestasi di bidang akademik, namun juga aktif di kegiatan kemahasiswaan dan sempat menjabat sebagai Ketua BPM F Psikologi UI dan ketua Asrama UI.

Di saat yang sama dia dapat membawa nama baik UI dengan menjadi Mahasiswa Bepretasi dan menjadi juara dalam lomba karya ilmiah nasional. Hal itu yang membuat skripsinya mendapatkan kehormatan untuk mewakili UI dalam pameran karya tulis ilmiah tingkat Nasional. Sebuah ajang bergengsi bagi akademisi yang diikuti oleh seluruh perwakilan mahasiswa terbaik dari masing-masing Universitas dari seluruh penjuru Indonesia.

Tetap aktif bekerja selama Studi S3

Hal yang membuat Gelar Doktor Arfi lebih membanggakan selain karena mencetak sejarah dan IPK sempurna,  tetap aktif bekerja sebagai Direktur di perusahaan manajemen konsultan StellarHR.

Dia pun tetap menjalankan kewajiban Tri Dharma Perguruan tinggi dengan mengajar, meneliti dan melakukan pengabdian masyarakat.  Juga tetap aktif berbicara dalam berbagai forum-forum baik nasional maupun internasional.

"Iya saya masih banyak proyek konsultansi bersamaan kesibukan studi saya, seperti membangun Balanced Scorecard, survey kepuasan pegawai dan pelanggan, dan berbagai jenis pelatihan untuk pimpinan-pimpinan di BUMN, Pemerintahan, atau Swasta. Saya juga masih di undang berbicara dalam forum ilmiah seperti di Malaysia, Thailand atau level nasional seperti waktu itu saya diundang pihak UI untuk memberikan pembekalan antiteorisme bersama direktur Badan Pencegahan Terorisme kepada seluruh mahasia Universitas Indonesia,” katanya.

"Selain itu, saya juga dipercaya menjadi reviewer untuk jurnal paling bergensi di dunia yakni Elsevier, sehingga kesibukan saya bertambah lagi karena harus banyak membaca penelitian dari berbagai negara seperti manuskrip dari peneliti negara Cina dan Jerman yang sudah pernah saya review penelitiannya.”

Namun, Dia mengaku di tengah kesibukannya yang segudang,  tetap berusaha menjadi ibu rumah tangga dengan mengurus sendiri kedua anaknya yang masih balita tanpa bantuan asisten rumah tangga.

"Saya ini kan ilmuwan psikologi, buat saya, prestasi paling utama adalah ketika saya bisa menerapkan apa yang saya ajarkan ke mahasiswa, pasien atau klien saya ke kehidupan pribadi dan keluarga saya. Jadi saya usahakan untuk tetap masak, beberes rumah, nemenin anak belajar, dongeng tiap malam," urainya.

Dia pun tetap memantau tumbuh kembang anak. Meskipun sibuk, tidak pernah mau anaknya mengenal HP meskipun  tahu repotnya pasti nambah kalau anak tidak main HP.

"Karena otomatis saya yang digangguin," ujarnya sambil tertawa mengenang saat ujian online dan anaknya berisik bermain sepeda yang ada musiknya sampai para pengujinya pun ikut tertawa.(ahmad)