Kemenhub Perkuat Sistem Manajemen Informasi Penerbangan

  • Oleh : Naomy

Kamis, 07/Nov/2024 18:12 WIB
Direktur Navigasi Udara bersama perwakilan ICAO Direktur Navigasi Udara bersama perwakilan ICAO

 

JAKARTA (BeritaTrans.com) – Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara menegaskan pentingnya program percepatan implementasi System Wide Information Management (SWIM) di Indonesia untuk meningkatkan efisiensi dan keselamatan penerbangan di tanah air. 

Baca Juga:
Indonesia-Malaysia Tingkatkan Layanan dan Kemitraan Navigasi Penerbangan

Inisiatif ini adalah bagian dari upaya global yang dicanangkan International Civil Aviation Organization (ICAO) guna memperkuat integrasi informasi di seluruh sektor penerbangan, mulai dari maskapai penerbangan, operator bandar udara hingga penyedia layanan navigasi penerbangan.

Direktur Navigasi Penerbangan Syamsu Rizal, pada acara ICAO SWIM Working Session di Jakarta 6-8 November 2024, menekankan bahwa program penerapan SWIM bukan hanya inovasi teknologi, tetapi sebuah keharusan dalam mengintegrasikan berbagai sistem informasi penerbangan. 

Baca Juga:
Sambut Transportasi Modern, Kemenhub Uji Publik Peraturan Juknis Penetapan Ruang Udara Khusus

“Penerapam SWIM dilaksanakan dengan pertukaran data real-time yang mencakup berbagai aspek penting seperti perencanaan penerbangan, cuaca, dan status lalu lintas udara. Ini adalah langkah nyata untuk meningkatkan keselamatan dan mengurangi potensi keterlambatan operasional,” ujar Syamsu.

Acara ini terselenggara atas kerja sama antara ICAO Regional Office Asia Pasifik, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, dan Perum LPPNPI/AirNav Indonesia sebagai penyelenggara pelayanan navigasi penerbangan di Indonesia.

Baca Juga:
Indonesia Aktif Wujudkan Sektor Penerbangan Berkelanjutan, Tangguh, dan Inklusif

Dihadiri 73 peserta yang terdiri dari perwakilan ICAO Regional Asia Pasifik, negara anggota di kawasan Asia Pasifik, organisasi internasional seperti IATA dan CANSO, internal Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Perum LPPNPI dan BMKG, serta terdapat 38 orang observer seperti Angkasa Pura Indonesia, Maskapai Penerbangan, dan pihak-pihak terkait lainnya.

Forum ini menjadi wadah bertukar gagasan, mengidentifikasi tantangan, dan menyusun strategi implementasi SWIM di kawasan Asia-Pasifik.

Syamsu menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung program implementasi SWIM di Indonesia. 

“Kolaborasi lintas sektor sangat penting untuk keberhasilan SWIM, baik demi kepentingan nasional maupun untuk memperkuat posisi Indonesia di industri penerbangan global,” ujarnya.

SWIM menyediakan satu titik akses untuk informasi aeronautika, penerbangan, cuaca, dan pengawasan yang relevan, real-time, dan andal. 

Inisiatif ini juga menyediakan infrastruktur, standar, dan layanan yang diperlukan guna mengoptimalkan pertukaran data secara aman di seluruh Sistem Ruang Udara Nasional (NAS) dan komunitas penerbangan. 

Sebagai tulang punggung berbagai data ke depan, SWIM mendukung keunggulan operasional dan inovasi yang dapat mendukung peningkatan manajemen lalu lintas udara.

Konsep SWIM global menjelaskan bagaimana seluruh pemangku kepentingan akan berpartisipasi dalam SWIM, serta tata kelola, operasionalisasi, dan transisi infrastruktur SWIM dari tingkat kelembagaan hingga teknis.

Dengan program implementasi SWIM, diharapkan kapasitas pengelolaan lalu lintas udara dapat meningkat, biaya operasional berkurang, dan daya saing industri penerbangan Indonesia semakin kuat di kancah internasional. 

“Kami optimistis SWIM akan menjadi landasan modernisasi manajemen lalu lintas udara Indonesia, dan kami siap berkolaborasi dengan semua pemangku kepentingan untuk memastikan kesuksesan program ini,” tutup Syamsu. (omy)