Oleh : Naomy
BALI (BeritaTrans.com) – Guna membawa perubahan besar dalam efisiensi, keamanan, dan daya saing logistik maritim, transformasi digital pada sektor transportasi laut dibutuhkan untuk meningkatkan layanan pelabuhan yang berkesinambungan dan berkelanjutan.
Baca Juga:
Ditjen Hubdat Sosialisasi Penerbitan SPB Online Melalui Aplikasi Siwasops SDP
Indonesia telah mengambil langkah signifikan dalam meningkatkan efisiensi dan transparansi proses kepelabuhanan melalui penerapan Maritime Single Window (MSW).
“Inisiatif ini telah dimulai sejak tahun 2016 dan merupakan bagian dari upaya Indonesia untuk mendukung transformasi digital di sektor transportasi laut,” jelas Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Capt. Antoni Arif Priadi, saat membuka Workshop Maritime Single Window di Padma Resort Legian Bali, Selasa (12/11/2024).
Baca Juga:
ASDP, Kemenhub dan Stakeholder Pastikan Layanan Nataru di Lintas Utama Siap Prima
Workshop Maritime Single Window 2024 yang diselenggarakan Kementerian Perhubungan adalah tahun kedua forum tahunan ini digelar.
Workshop MSW kali inj dihadiri oleh sekitar 100 peserta dari 12 negara, yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Ekuador, Ethiopia, Kenya, Liberia, Madagaskar, Maladewa, Nigeria, Papua Nugini, Filipina, Togo, dan Indonesia serta menghadirkan pembicara tamu dari Jepang dan Indonesia sebagai tuan rumah.
Baca Juga:
Di CSR Terminal Teluk Lamong, Puluhan Pengemudi Truk Lolos Sertifikasi Kompetensi dan Kesadaran K3
Manfaat Maritime Single Window
Capt. Antoni menjelaskan, penerapan Maritime Single Window (MSW) di Indonesia memungkinkan penurunan waktu proses clearance yang signifikan, mengurangi penumpukan dokumen, serta menurunkan beban administratif bagi pelaku bisnis.
“Dengan dukungan teknologi digital, proses permohonan izin, pengecekan dokumen, hingga pengelolaan lalu lintas barang dapat dilakukan dengan lebih cepat dan transparan, sehingga mengurangi biaya operasional logistik. Keuntungan ini tidak hanya dirasakan pelaku industri maritim nasional tetapi juga perusahaan internasional yang beroperasi di Indonesia, meningkatkan daya saing logistik nasional secara keseluruhan,” ulasnya.
Pihaknya turut menggarisbawahi, dengan hadirnya MSW, Indonesia telah menghubungkan 264 pelabuhan di seluruh negeri melalui sistem Inaportnet.
“Inaportnet merupakan upaya Pemerintah Indonesia dalam memperlancar kapal masuk pelabuhan, kegiatan bongkar muat serta kapal meninggalkan pelabuhan. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap lamanya kontainer berada di Pelabuhan,” imbuh dia.
Capt. Antoni menyatakan, tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional pelabuhan tetapi juga mendorong integrasi ekonomi dengan jaringan perdagangan internasional, memperkuat posisi Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Lebih lanjut, keputusan Indonesia untuk mengimplementasikan MSW telah selaras dengan hasil Sidang Facilitation Committee ke-47 pada International Maritime Organization (IMO) tahun 2023.
“Hasil sidang tersebut telah mengadopsia amandementerhadap Convention on Facilitation of International Maritime Traffic atau yang disebut sebagai FAL Convention, di mana semua negara anggota IMO wajib menerapkan Maritime Single Window mulai 1 Januari 2024,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Hartanto mengungkapkan, Workshop MSW ini mencerminkan komitmen Indonesia sebagai anggota Dewan (Council) IMO yang mendukung pertukaran pengetahuan dan best practices dalam penerapan MSW.
“Oleh karena itu, Indonesia berkomitmen untuk terus mengembangkan Maritime Single Window, serta di sisi lain, membuka peluang untuk memperkuat kerja sama dengan negara anggota IMO lainnya guna meningkatkan implementasi dan pengembangan Maritime Single Window,” ujar Hartanto.
Ke depannya, dia berharap Workshop MSW akan memberikan kontribusi positif dalam mendukung transformasi digital pada pelayaran yang lebih baik di masa yang akan datang. (omy)