BPTJ Gelar Pelatihan Tata Cara Pengereman di Jalan Menurun pada Angkutan Barang

  • Oleh : Naomy

Selasa, 19/Nov/2024 05:26 WIB
Bimtek BPTJ tentang pengereman angkutan barang saat jalan menurun dan tanjakan diikuti 44 pengemudi Bimtek BPTJ tentang pengereman angkutan barang saat jalan menurun dan tanjakan diikuti 44 pengemudi

BOGOR (BeritaTrans.com) -  Mengurangi risiko kecelakaan di turunan khususnya pada angkutan barang, Kementerian Perhubungan melalui Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) kembali gelar Bimbingan Teknis (Bimtek)  Tata Cara Pengereman Angkutan Barang.

Bimbingan teknis yang diselenggarakan pada 18-19 November di Lido Lake Resort ini merupakan pelatihan yang ketiga kalinya sepanjang tahun 2024.

Baca Juga:
Biskita Trans Wibawa Mukti Mulai Beroperasi di Kabupaten Bekasi

Kali ini merupakan angkatan kedua dan angkatan ketiga Pada September, BPTJ telah menggelat kegiatan serupa untuk angkatan pertama bagi pengemudi angkutan penumpang (bus).

Sebanyak 44 pengemudi dari 25 perusahaan operator angkutan barang di Jabodetabek mengikuti kegiatan ini.

Baca Juga:
BPTJ Tanamkan 8 Aspek Penting ini pada Pengemudi Angkutan Barang

"Acara ini merupakan bagian dari agenda tahunan BPTJ sejak 2021 yang bertujuan membekali pengemudi dengan pengetahuan dan keterampilan pengereman yang berkeselamatan," tutur
Plt. Direktur Angkutan BPTJ, Solihin Purwantara, Senin (18/11/2024).

Bimtek ini menurutnya sangat diperlukan untuk menurunkan tingkat kecelakaan yang sebagian besar terjadi karena disebabkan rem blong (brake fading).

Baca Juga:
Urai Kemacetan Lalin, BPTJ Bangun APILL Simpang Bin Nuh Yasmin Bogor

Penguasaan teknik pengereman juga menjadi bagian dari implementasi Sistem Manajemen Keselamatan (SMK) yang wajib diterapkan operator angkutan barang dan penumpang. 

"Apa yang kami lakukan hari ini dan besok adalah untuk memberikan bimbingan kepada para pengemudi untuk tata cara di turunan dan mengendarai truk di tanjakan," ungkapnya.

Berdasarkan data Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), selama kurun waktu 2020-2022 terjadi sedikitnya 30 kejadian truk yang rem blong.

"Untuk melakukan pengereman diperlukan ilmu dan keterampilan, biasanya rem hanya mengandalkan pedal namun ternyata selain itu ada engine brake. Oleh karena itu, pada Bimtek ini akan diperkenalkan seperti apa tata cara dari engine brake dimaksud agar lebih selamat. Lokasi yang kami pilih juga mempunyai kontur jalan menanjak dan menurun sehingga dapat langsung mengaplikasikan teorinya," tambah Solihin.

Untuk memperluas jangkauan informasi tentang pentingnya teknik pengereman, BPTJ telah menyediakan informasi melalui kanal YouTube sehingga para pelaku usaha, operator dan pemilik kendaraan dapat lebih mudah mengaksesnya.

"Selain diseminasi informasi, Kami juga membentuk group khusus bagi para alumni Bimtek. Setiap pagi kami selalu mengingatkan mengenai tata cara sebelum berangkat (fit to work) yang meliputi pemeriksaan kendaraan sebelum berangkat, mengecek sistem pengereman, dan memastikan diri dalam keadaan sehat," urainya.

"Kami juga selalu mengimbau kepada awak kendaraan atau pengemudi, apabila salah satu dari unsur tersebut tidak terpenuhi maka dianjurkan tidak melakukan perjalanan. Selain itu, kami selalu menekankan agar jangan ada toleransi terhadap risiko terjadinya kecelakaan."

Dalam kegiatan ini, BPTJ melibatkan berbagai pihak seperti KNKT, Jasa Raharja, MIROS (Malaysia Institute of Road Safety Research), dan KyFu sebuah lembaga pendidikan safety riding untuk menyampaikan materi secara teori dan praktik.

Selain belajar teknik pengereman, peserta juga diajarkan cara melakukan inspeksi kendaraan yang benar sebelum mengoperasikan truk berbobot lebih dari 20 ton tersebut.

BPTJ berharap peserta dapat menjadi agen perubahan di perusahaan masing-masing dengan menyebarkan ilmu dan keterampilan yang didapat, sehingga mampu mengurangi angka kecelakaan di jalan.

“Kami mengapresiasi dukungan dari 12 perusahaan yang berkomitmen meningkatkan keselamatan transportasi melalui kegiatan ini. Dengan langkah ini, BPTJ terus berkomitmen untuk memperkuat upaya menjadikan jalan raya lebih aman bagi semua pengguna jalan,” tutup Solihin.

Di kesempatan yang sama, Sekjen Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo), Syafaat, berterimakasih atas terselenggaranya kegiatan ini dan berharap hal ini dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan.

"Hal ini sangat bermanfaat bagi driver kami, khususnya menambah skill, karena ada area untuk track tanjakan dan turunan, sangat aplikatif, terutama ada teorinya sebelum praktek. Kami berharap kepada para driver, pelatihan ini dapat digetuktularkan kepada teman-teman lain dari masing-masing perusahaan. Untuk pengusaha, kami berharap dapat mengikutsertakan driver nya pada Bimtek seperti ini," jelas Syafaat.

Tata Cara Pengereman Berkeselamatan

Solihin menerangkan, sesaat sebelum kendaraan bertemu jalan menurun, pengemudi diharapkan sudah memindahkan transmisi ke posisi yang lebih rendah.

Jika dirasa belum cukup untuk menurunkan kecepatan, maka perlu dilakukan pengaktifan saklar exhaust brake.

"Saklar ini perlu dijaga pada putaran mesin di atas 1.500 rpm," katanya.

Untuk menjaga pada putaran ini dapat dibantu dengan menonaktifkan exhaust brake jika putaran mesin lebih rendah dari 1.500 rpm atau menggunakan retarder (jika dilengkapi) dan service brake (pedal rem).

Hadir pada Bimtek dimaksud Radito Risangadi,  Kepala Cabang Utama DKI Jakarta PT Jasa Raharja Kompol Joko Sutriono, Kasi Tatib Subdit Gakum Dir Lantas Polda Metro Jaya dan  Direktur Keselamatan Kendaraan dan Biomekanika, Malaysia Institute of Road Safety Research (MIROS), Zulhaidi Mohd. Jawi secara daring. (omy)