Oleh : Naomy
JAKARTA (BeritaTrans.com) - Pos Koordinasi (Posko) Angkutan Laut Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025 yang telah berlangsung selama 22 hari 18 Desember 2024 hingga 8 Januari 2025 resmi ditutup di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta, Kamis (9/1/2025).
Direktur Jenderal Perhubungan Laut yang diwakilkan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Lollan Panjaitan menyampaikan bahwa khusus penyelenggaraan Posko Angkutan Laut Nataru berlangsung lebih lama dibandingkan dengan angkutan lainnya seperti Nataru sebelum-sebelumnya.
Baca Juga:
Ditjen Hubla Optimalisasi Penggunaan Aplikasi Smart DJA, E-Monev Bappenas, dan E-Monitoring
Hal tersebut dikarenakan angkutan laut memiliki beberapa karakteristik khusus seperti proses pemantauan dan koordinasi, rute dan durasi perjalanan, serta faktor lainnya yang membuat penyelenggaraan posko angkutan laut lebih lama.
"Meski ada tantangan seperti cuaca ekstrem, namun penyelenggaraan angkutan laut Nataru secara umum berjalan lancar. Keberhasilan ini tidak lepas dari koordinasi dan kerja nyata bersama seluruh unsur Ditjen Perhubungan Laut dan stakeholder sektor transportasi laut," tuturnya.
Baca Juga:
Dahsyat! Realisasi PNBP Ditjen Perhubungan Laut Tembus Rp6 Triliun
Berdasarkan hasil pemantauan dan monitoring selama penyelenggaraan angkutan laut Nataru, terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian diantaranya jumlah penumpang yang mengalami kenaikan dibandingkan dengan masa Nataru.
Secara nasional, jumlah total pergerakan transportasi laut pada masa Nataru 2024/2025 sebanyak 1,89 juta pergerakan. Angka tersebut naik 5,3% dari tahun 2023 yang berjumlah 1,79 juta pergerakan.
Baca Juga:
Kemenhub Gelar Workshop Kerja Sama dengan Danish Maritime Authority
"Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa realisasi Angkutan Nataru mencapai 79,15% dari target prediksi.
Lollan memaparkan beberapa hal yang menjadi catatan untuk meningkatkan penyelenggaraan angkutan laut pada masa Nataru mendatang.
Di antaranya perlu adanya sinkronisasi kebijakan, baik dalam pengambilan kebijakan maupun implementasi di lapangan.
Selanjutnya, evaluasi sarana dan prasarana serta evaluasi terhadap Sumber Daya Manusia (SDM) baik internal maupun eksternal. Selain itu juga kesiapan stakeholder terkait, baik internal maupun eksternal, termasuk asosiasi dan masyarakat.
"Hal penting lainnya yang perlu saya ingatkan kembali bahwa dalam tahun ini akan ada beberapa waktu libur panjang yang perlu mendapat perhatian, seperti libur Isra Miraj dan juga Tahun Baru Imlek, Nyepi serta menjelang Angkutan Lebaran Tahun 2025," ungkapnya.
Dia menyampaikan beberapa langkah persiapan kebijakan oleh masing-masing UPT.
Dimulai dari pembentukan tim posko, melakukan evaluasi terhadap sarana prasarana kapal untuk segera diindentifikasi untuk dilakukan uji petik, koordinasi dengan stakeholder melalui rapat koordinasi internal dan eksternal, termasuk berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat dan asosiasi terkait lainnya serta mempersiapkan SDM yang akan bertugas.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Hartanto menyampaikan laporannya bahwa penyelenggaraan Posko Nataru Angkutan Laut dilaksanakan pada 264 titik pantau dengan menurunkan 32 armada KPLP, 34 kapal kenavigasian dan 14,5 ribu personil secara nasional.
"Berdasarkan evaluasi tahun lalu, persiapan yang perlu dilakukan untuk menghadapi libur panjang tahun 2025 ini diantaranya pembentukan tim posko, ramp check, tiket online, jadwal/optimalisasi kapal serta koordinasi stakeholder internal dan eksternal yang sudah mulai melakukan sinkronisasi kebijakan di wilayah masing-masing termasuk ke masyarakat. Tak lupa perbaikan terhadap rencana Kontijensi Plan untuk angkutan Lebaran," urai Hartanto.
Menurutnya, realisasi jumlah naik turun penumpang Angkutan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 naik sebesar 5,37% dibandingkan tahun lalu.
Adapun untuk penyelenggaraan Tiket Gratis Periode Nataru 2024/2025 telah dilaksanakan di 100 ruas, dengan menyiapkan 43 armada kapal dengan total tiket terjual sebesar 27,8 ribu tiket atau 92,86% dari 29,9 ribu tiket yang telah disiapkan.
Terdapat beberapa kegiatan penyelamatan maupun perbantuan Angkutan Nataru 2024/2025 oleh Kapal KPLP dan Kapal Kenavigasian.
Berdasarkan data yang disampaikannya, Pelabuhan Indonesia dengan keberangkatan penumpang tertinggi selama Nataru 2024/205 yaitu Batam, Nusa Penida dan Benoa, dimana Pelabuhan Nusa Penida dan Benoa juga digunakan sebagai pengangkutan wisata.
Pemberian Apresiasi dan Penghargaan
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut memberikan penghargaan kepada Operator dan Nakhoda Kapal Terbaik yang telah berpartisipasi dalam memberikan pelayanan terbaik pada Program Tiket Gratis Angkutan Laut Nataru Tahun 2024/2025.
Selain itu juga, penghargaan diberikan kepada UPT pemenang Lomba Video Persiapan Angkutan Laut Nataru (Pra Nataru) dan Video Penyelenggaraan Angkutan Laut Nataru Tahun 2024/2025.
"Video-video yang dikirimkan semuanya luar biasa, semoga capaian ini bisa menjadi motivasi bagi seluruh Tim SMRT UPT untuk terus memberikan informasi yang akurat dan informatif kepada masyarakat," tutur Lollan.
Dia juga menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada seluruh Perusahaan Pelayaran dan Nahkoda Kapal yang telah berpartisipasi dan memberikan pelayanan terbaik dalam Program Tiket Gratis Angkutan Laut Nataru Tahun 2024/2025.
"Saya juga berterimakasih kepada para petugas UPT yang telah melaksanakan tugas jaga untuk memastikan pengawasan kapal dan penumpang di pelabuhan selama masa Nataru berjalan lancar. Serta kepada rekan-rekan pers yang telah menyebarluaskan informasi angkutan laut Nataru," tutupnya. (omy)