Ditjen Hubud dan Boeing Kerja Sama Gelar Pelatihan SMS dan SSP

  • Oleh : Naomy

Senin, 17/Feb/2025 15:21 WIB
Pelatihan hasil kerja sama Ditjen Hubud dan Boeing Pelatihan hasil kerja sama Ditjen Hubud dan Boeing

 

JAKARTA (BeritaTrans.com) – Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan bekerjasama dengan The Boeing Company menggelar pelatihan singkat (Short Course) Advanced Safety Management System (SMS) dan State Safety Programme (SSP) di Jakarta 17-21 Februari 2025. 

Baca Juga:
Bersama Stakholder, Ditjen Hubud Gelar Program Mudik Gratis Inklusi Ramah Disabilitas

Pelatihan ini dihadiri para inspektur penerbangan serta perwakilan dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) selaku Tim SSP, dengan tujuan memperkuat implementasi sistem manajemen keselamatan dalam industri penerbangan Indonesia.

SMS menurut Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara, M. Mauludin, adalah sebuah pendekatan sistematis yang digunakan oleh organisasi penerbangan untuk mengelola keselamatan secara proaktif. 

Baca Juga:
Kemenhub: Indonesia Airlines Belum Kantongi Izin Operasional

"Sistem ini dirancang untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko keselamatan yang mungkin terjadi dalam operasi penerbangan," jelasnya.

Sedangkan SSP merupakan suatu kerangka kerja keselamatan yang diterapkan oleh negara untuk mengelola keselamatan penerbangan secara nasional yang bertujuan memastikan bahwa negara memiliki pendekatan yang terkoordinasi untuk memelihara dan meningkatkan keselamatan penerbangan.

Baca Juga:
Masyarakat Bepergian Meningkat pada Masa Libur Isra Miraj dan Imlek

Dia menyampaikan apresiasi atas kolaborasi yang terus terjalin antara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan Boeing, sebagai bagian dari kerja sama strategis diperkuat melalui Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani pada Oktober 2023. 

“Kami sangat menghargai komitmen Boeing dalam mendukung pengembangan sektor penerbangan di Indonesia. Kemitraan ini merupakan langkah penting dalam meningkatkan standar keselamatan penerbangan nasional,” ujar Mauludin.

Pelatihan ini dirancang secara khusus bekerja sama dengan Embry-Riddle Aeronautical University melalui The Boeing Center for Aviation & Aerospace Safety, menghadirkan kurikulum yang komprehensif guna membekali peserta dengan keterampilan dan pengetahuan mendalam terkait sistem manajemen keselamatan penerbangan.

Peserta pelatihan akan mendapatkan pemahaman menyeluruh tentang prinsip-prinsip SMS dan SSP, penerapannya dalam operasional penerbangan, serta strategi dalam mengelola dan mengevaluasi program keselamatan.

“Industri penerbangan terus berkembang pesat, dan keselamatan tetap menjadi prioritas utama kami. Seiring dengan pertumbuhan ekosistem penerbangan, memastikan penerapan sistem manajemen keselamatan yang kokoh adalah kunci dalam menjaga standar tertinggi dalam industri ini,” imbuhnya.

Dia menekankan bahwa kehadiran instruktur dari Boeing dan Embry-Riddle Aeronautical University dalam pelatihan ini akan memberikan wawasan yang berharga bagi peserta. 

“Kami berharap melalui program ini, para peserta dapat langsung menerapkan ilmunya dalam operasional penerbangan di Indonesia, sehingga mampu memperkuat praktik keselamatan dan membangun industri penerbangan yang lebih berkelanjutan dan tangguh,” tutup Mauludin. (omy)