Emisi Tahun 2020 60% Lebih Tinggi Ketimbang Tahun 1990, Sekjen PBB: Suhu Dekade Terakhir Terpanas dalam Sejarah

  • Oleh : Redaksi

Sabtu, 05/Des/2020 03:25 WIB


WASHINGTON DC (BeritaTrans.com) - Rekor kenaikan suhu, kekeringan parah, dan pemanasan suhu laut yang cepat memastikan bahwa emisi masih terus meningkat. 

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengajak dunia berkoalisi untuk capai netralitas karbon.

Baca Juga:
Kurangi Emisi untuk Tekan Krisis Ozon agar Bumi Tetap Layak Huni

Antonio Guterres membahas soal ancaman perubahan iklim yang mengerikan, pada Rabu (02/12), lewat pidatonya tentang keadaan planet di Universitas Columbia di New York, Amerika Serikat.

"Keadaan planet ini rusak, umat manusia mengobarkan perang terhadap alam," kata Guterres. "Alam selalu menyerang balik, dan melakukannya dengan kekuatan dan amarah,” tambahnya.

Baca Juga:
Hujan Es akan Sering Terjadi

Mengacu pada laporan sementara “Keadaan Iklim Global 2020” yang dirilis Rabu (02/12) oleh Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organizations/WMO), Guterres menegaskan kembali bahwa suhu dalam dekade terakhir adalah yang terpanas dalam sejarah.

Dikatakannya bahwa lapisan es menurun, permafrost mencair, kebakaran hutan dan lahan yang luas dan badai yang belum pernah terjadi sebelumnya hanyalah sebagian dari akibatnya.

Baca Juga:
Jutaan Warga Asia Hirup Udara Paling Berbahaya di Dunia

"Hentikan perampasan," lanjut Guterres, mengacu pada penggundulan hutan yang juga memicu perubahan iklim. "Dan mulailah penyembuhan.”

Menurutnya, kebijakan iklim saat ini telah gagal menjawab tantangan tersebut. Dia mengatakan bahwa emisi pada tahun 2020 tercatat 60% lebih tinggi daripada tahun 1990.

"Kita sedang menuju kenaikan suhu 3 sampai 5 derajat celcius (pada tahun 2100),” sebutnya.

Namun, sekjen WHO itu melihat harapan untuk tahun 2021, dengan mengatakan inilah saatnya untuk "membangun koalisi global menuju netralitas karbon."

Antonio Guterres bei einer Pressekonferenz in Äthiopien

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengajak dunia untuk ''menyembuhkan'' Bumi

Misi ini membutuhkan target nol emisi gas rumah kaca pada tahun 2050. Lebih dari 110 negara telah berkomitmen untuk mencapai netralitas karbon.

Misi ini mendorong energi terbarukan dan menghentikan pembiayaan dan subsidi bahan bakar fosil secara bertahap.

(via/sumber: dw.com).