2 Korban SJ 182 Kembali Teridentifikasi: Ricko dan Pipit Piyono

  • Oleh : Fahmi

Kamis, 14/Janu/2021 23:16 WIB
Sriwijaya Air berjenis Boeing 737-500. Foto:Ilustrasi Sriwijaya Air berjenis Boeing 737-500. Foto:Ilustrasi

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Tim Disaster Victim Identification (DVI) kembali berhasil mengidentifikasi dua korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182, pada Kamis (14/1/2021). Keduanya atas nama Ricko dan Pipit Piyono, teridentifikasi melalui DNA. 

Kepala Laboratorium DNA Pusdokkes Polri,  Kombes Ratna Relawati mengatakan, proses identifikasi melalui DNA ini dilakukan menggunakan data post mortem.

Baca Juga:
Kronologi Penyebab Pesawat Japan Airlines Tabrakan dan Terbakar di Bandara Haneda

"Pada post mortem bagian tubuh jenazah nomor 0015 A adalah teridentifikasi dengan nomor ante mortem 04 teridentifikasi laki-laki dengan nama Ricko, teridentifikasi sebagai anak biologis dari bapak Dewianus Matulete," kata Ratna di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Kamis (14/1/2021).

Selanjutnya dikatakan Ratna, korban kedua yang berhasil teridentifikasi melalui DNA yakni Pipit Piyono, teridentifikasi sebagai anak biologis dari Sumini dan Udjan.

Baca Juga:
Pesawat Japan Airlines Tabrakan dengan Pesawat Penjaga Pantai, Timbulkan Kobaran Api di Bandara

"Yang kedua post mortem atau body part nomor 0015 B dan 0016 teridentifikasi sesuai ante mortem nomor 58 jenis kelamin laki-laki," ujarnya.

Untuk diketahui, dari data manifest, SJ 182 membawa 62 orang yang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri dari enam kru aktif dan enam kru ekstra.

Baca Juga:
Pesawat yang Ditumpangi Bos Tentara Bayaran Rusia Jatuh Melesat Vertikat ke Tanah, Ini Kronologinya!

Sebelumnya, Pesawat Sriwijaya bernomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021) pada pukul 14.40 WIB dan jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.(fahmi)