Studi: Polusi Udara Picu Banyak Keguguran di India

  • Oleh : Redaksi

Sabtu, 16/Janu/2021 07:11 WIB
Foto: ilustrasi Foto: ilustrasi

Jakarta (BeritaTrans.com) -  Polusi udara di India dan negara-negara Asia Selatan lainnya memicu banyak keguguran dan kematian bayi saat lahir, kata para ilmuwan pada Kamis (7/1).

Sebuah studi di jurnal medis The Lancet memperkirakan hampir 350 ribu keguguran setahun di Asia Selatan terkait dengan tingkat polusi yang tinggi, terhitung 7 persen dari keguguran tahunan di wilayah tersebut antara tahun 2000 dan 2016.

Baca Juga:
Seluruh Negara Gagal Penuhi Kualitas Udara WHO

Asia Selatan memiliki tingkat keguguran tertinggi secara global dan salah satu negara dengan polusi udara terburuk di dunia.

"Temuan kami memberikan pembenaran lebih lanjut untuk tindakan segera, guna mengatasi tingkat polusi yang berbahaya," kata penulis utama Tao Xue dari Universitas Peking dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dilansir Reuters.

Baca Juga:
Lebih dari 2.500 Orang Meninggal Akibat Tersambar Petir Setiap Tahun di India, Mengapa Bisa Terjadi?

Studi tersebut mengikuti laporan Lancet bulan lalu yang mengaitkan kualitas udara India yang buruk dengan 1,67 juta kematian atau 18 persen dari semua kematiannya pada 2019, naik dari 1,24 juta kematian pada 2017.

Analisis menemukan polusi menyebabkan penyakit paru obstruktif kronik, infeksi saluran pernafasan, kanker paru-paru, penyakit jantung, stroke, diabetes, gangguan neonatal dan katarak.

Baca Juga:
Polusi Udara Kurangi Harapan Hidup Jutaan Orang, di India Sembilan Tahun dan Warga Jakarta Hampir Lima Tahun

Dalam studi hari Kamis, tim peneliti China melihat data dari 34.197 ibu di Asia Selatan, yang pernah mengalami setidaknya satu keguguran atau lahir mati dan satu atau lebih kelahiran hidup.

Lebih dari tiga perempat perempuan itu berasal dari India, sisanya terpecah antara Pakistan dan Bangladesh.

Para ilmuwan memperkirakan paparan ibu selama kehamilan terhadap konsentrasi PM2.5 - partikel kecil yang ditemukan dalam debu, jelaga, dan asap yang dapat masuk ke paru-paru dan memasuki aliran darah.

Mereka menghitung bahwa 7,1 persen dari keguguran tahunan disebabkan oleh polusi di atas standar kualitas udara India yaitu 40 mikrogram per meter kubik, dan 29,7 persen karena polusi di atas pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Rekan penulis Tianjia Guan dari Chinese Academy of Medical Sciences mengatakan keguguran memiliki dampak mental, fisik dan ekonomi pada wanita dan bahwa mengurangi keguguran dan lahir mati dapat mengarah pada perbaikan yang tepat dalam kesetaraan gender.

Kota-kota India teratas dalam daftar polusi global dengan New Delhi, ibu kota paling tercemar di dunia. 

(lia/sumber:cnnindonesia.com)