Gunung Semeru Meletus, Gunung Merapi kembali Erupsi

  • Oleh : Redaksi

Sabtu, 16/Janu/2021 21:57 WIB


LUMAJANG (BeritaTrans.com) - Gunung Semeru, yang berada di Kabupaten Lumajang dan Malang,  di Provinsi Jawa Timur, meletus pada Sabtu (16/1/2021) sore. Hampir bersamaan, Gunung Merapi, Yogyakarta, juga erupsim

Data Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengatakan gunung berapi tersebut memuntahkan abu dan asap setinggi sekitar 5,6 kilometer ke langit.

Baca Juga:
Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas Guguran, 253 Warga di Lereng Merapi Mengungsi

Indonesia terletak di antara Cincin Api Pasific (ring of fire) atau daerah pergerakan lempeng tektonik, sehingga memiliki hampir 130 gunung berapi aktif.

Gunung Semeru tersebut, sebagaimana dilansir dari Reuters, meletus pada pukul 17.00 WIB waktu setempat. Video yang diunggah di media sosial menunjukkan awan gelap menjulang di atas rumah.

Baca Juga:
Warga Tiga Desa di Kabupaten Klaten Ronda Malam Pantau Aktivitas Gunung Merapi

Meletusnya Gunung Semeru dikonfirmasi oleh Bupati Lumajang Thoriqul Haq.

"Gunung semeru mengeluarkan awan panas. Dengan jarak 4.5 kilometer. Daerah sekitar Sumber Mujur dan Curah Koboan, saat ini menjadi titik guguran awan panas," jelas Bupati Thoriqul.

Baca Juga:
Gunung Merapi 134 kali Luncurkan Guguran Lava selama Sepekan

Menurut laporan pengamatan visual sementara, terlihat asap meluncur ke arah tenggara yang diduga dari kawah Jonggring Kaloko berwarna kelabu pekat dalam volume yang besar.

Hujan abu vulkanik diperkirakan mengarah ke utara, menyesuaikan arah angin.

Sementara itu, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani mengatakan, guguran awan panas terjadi sampai dengan pukul 18.35.

"Terjadi Awan panas guguran Gunung Semeru pukul 17:24 s/d 18:35 WIB dg amplitudo maksimum 22 mm durasi 4.287 detik," kata Kasbani dihubungi secara terpisah, Sabtu.

Status Waspada

Kasbani menegaskan bahwa Gunung Semeru saat ini masih berada pada status level II atau 'Waspada'.

PVMBG saat ini juga sedang melakukan evaluasi lebih lanjut.

Bagi masyarakat yang bermukim di sekitar Desa Sumber Mujur serta Desa Curah Koboan dan sekitarnya, diimbau agar waspada dalam menghadapi potensi bencana yang dapat ditimbulkan.

Badan mitigasi bencana tidak segera memberikan komentar tentang kemungkinan evakuasi. Gunung berapi lain, seperti Gunung Merapi di Jawa Tengah dan Sinabung di Sumatera Utara, baru-baru ini juga menunjukkan peningkatan aktivitas. 

Gunung Merapi

Gunung Merapi kembali erupsi petang ini. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat awan panas guguran terjadi pukul 17.00 WIB.

"Teramati awan panas guguran tanggal 16 Januari 2021 pukul 17.00 WIB," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam keterangannya, Sabtu (16/1/2021).

Hanik menjelaskan, awan panas tercatat di seismogram dengan amplitudo 28 milimeter dan durasi 83 detik. Berdasarkan hal itu jarak luncur diperkirakan kurang dari satu kilometer.

"Visual tertutup kabut, jarak luncur diperkirakan kurang dari satu kilometer. Teramati tinggi kolom kurang lebih 200 meter di atas puncak dan angin bertiup ke timur," jelasnya.

Lebih lanjut, Hanik menjelaskan data kegempaan Merapi pada periode pukul 12.00 hingga 18.00 WIB hari ini. Tercatat gempa guguran sebanyak 23 kali, hembusan 5 kali, fase banyak 9 kali dan tektonik jauh 1 kali.

Hingga saat ini BPPTKG masih menetapkan status aktivitas Merapi di tingkat Siaga (Level III). Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal lima kilometer.

Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak. Oleh karena itu, BPPTKG memberikan rekomendasi agar penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Merapi dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III untuk dihentikan.

Kemudian, pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak Merapi. Masyarakat juga diminta agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Merapi.