Oleh : Fahmi
JAKARTA (BeritaTrans.com) - Tesla Inc dikabarkan tak berminat untuk berinvestasi baterai mobil listrik di Indonesia. Perusahaan mobil listrik asal AS itu justru tertarik untuk membangun sistem penyimpanan energi (energy storage system/ESS).
"Tesla berminatnya di energy storage, bukan di electric vehicle battery. Dia datang ke Indonesia karena melihat potensi untuk menjaga kehandalan suplai dari PLTS-PLTS adalah ESS," kata Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, Selasa (9/2/2021).
Baca Juga:
Digelar Hari Ini. 2025 Jakarta E-Prix Perkuat Misi Elektrifikasi Berkendara Hankook di Indonesia
ESS adalah sistem penyimpanan baterai layaknya powerbank. Sistem ini menyimpan baterai berskala besar yang bisa dipakai untuk tenaga listrik.
Menurut Nicke, bisnis ESS sangat menjanjikan karena pemerintah ingin memperbanyak PLTS. Peran ESS nantinya menyimpan listrik yang dihasilkan PLTS sehingga bisa dipakai untuk kendaraan listrik. Pertamina diakui Nicke sangat tertarik dengan bisnis ini.
Baca Juga:
Mantap, Isuzu Traga Hadir dengan Warna Baru, Black Premium!
"ESS ini pasar yang besar, Pertamina pun masuk ke sana ke depannya," ucapnya.
Soal baterai mobil listrik, kata Nicke, Pertamina juga terlibat bersama PLN. Setidaknya, ada tujuh tahap dalam ekosistem baterai listrik yaitu mining, refining, precursor plant, cathode plant, battery cell, battery pack, dan recycling.
Baca Juga:
Isuzu Dukung Peran Perempuan untuk Berkembang & Berkarya
"Kita akan masuk di empat yang tengah mulai dari precursor, cathode, battery cell, battery pack, dan juga recycling dengan PLN. Kalau di hulu ada Antam dan Inalum," ujarnya.(fh/sumber:iNews.id)