Cari Penumpang, Bus Sempati Star Jurusan Medan ini Mesti Keliling Terminal Jakarta dan Tangerang

  • Oleh : Fahmi

Kamis, 11/Feb/2021 20:21 WIB
Anto pengemudi bus PO Sempati Star, tengah mengetemkan mobilnya di Terminal Pulo Gebang. Anto pengemudi bus PO Sempati Star, tengah mengetemkan mobilnya di Terminal Pulo Gebang.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Trafik penumpang bus tidak bisa diprediksi dan cenderung menurun, terlebih lagi dari Jakarta dengan berbagai tujuan. 

Anto, pengemudi Bus PO Sempati Star jurusan Jakarta Medan, menceritakan penumpang dari arah Medan lebih banyak ketimbang yang diberangkatkan dari Jakarta. 

Baca Juga:
Pemerintah Pastikan H-10 Lebaran Jalan Tol RI Bebas dari Lubang

"Kalau dari Medan penuh, dari Jakarta kurang. Minimal ada lah 25 orang isi ke Jakarta. Tadi bawa 21 orang," kata Anto, saat perpal di Terminal Pulo Gebang, Kamis (11/2/2021). 

Hal itu dillihatnya di masa pandemi covid-19 ini. Diugkapkannya, kondisi pandemi membuat perjalanan bus tidak dapat diprediksi seperti saat sebelum pandemi. 

Baca Juga:
Lika-Liku Perjalanan Bus ALS Bekasi ke Medan, Lalui Lintas Tengah Sumatra Berhari-Hari

"Kalau saya jalan enggak tentu, kadang kalau sampe Medan saya bisa langsung mutar kepala. Kadang sampai pas pagi, sore baru bisa berangkat. Kalau ada kendala di mobil istirahat satu malam, paling lama ya saya satu malam," kata laki-laki berusia 39 tahun ini. 

Jika di bus akan diberangkatkan dari wilayah Jabodetabek, diceritakknanya akan selalu menginap antara satu sampai dua hari, melihat antrean bus lain dan jumlah penumpang yang tersedia. 

Baca Juga:
Jalan Tol Tanjung Alai-Bangkinang Tahap I Beroperasi Fungsional Selama Libur Nataru Gratis

Tidak hanya tentang penurunan penumpang, Anto juga memiliki bermacam keluhan lain. 

Keluhan Anto, mulai mengenai terdapatnya terminal yang sangat jorok, peraturan naik bus yang membingungkan penumpang hingga jalan tol baru di Sumatera, yang sudah rusak. 

Anto mengatakan, sejumlah penumpang yang enggan berpergian melalui jalan darat bukan tidak ada, namun lebih diberatkan oleh peraturan yang tidak merata di masing-masing daerah. 

"Peraturan sih  yang bikin penumpang sepi. Kalau peraturannya jelas ya kita pasti jalani, bakalan banyak sewa, pasti kalau kita jalanninya sesuai," bebernya. 

Dengan mengendrai bus, warga Medan ini juga kerap keluar masuk terminal  di Jabodetabek. 

Diceritakannya dari Sumatera bus untuk ke Jakarta akan terlebih masuk di Terminal Terpadu Pulo Gebang, Terminal Bekasi, mutar lagi Pulo Gebang, Cililitan, Kampung Rambutan, Pondok Pinang, Kalideres baru terakhir di Poris. 

Di Pulo Gebang, dia lebih merasa nyaman walau terminal tersebut terkenal banyak nyamuk jika malam hari dan seramai terminal yang di daerah keramaian. Menurutnya juga ada terminal yang tidak layak untuk kesehatanya. 

"Kalau saya ke Bekasi (terminal) itu malas. Bauk, terminalnya jorok. Kita bisa kenak penyakit loh bang," katanya. 

"Lebih enak di sini. Memang di sini banyak nyamuknya, tapi kalau di sini bersih. Di sana suasannya jorok, kekmana mau kita bilang," sambungnya. 

Dia mengatakan, jika ke termjnal Bekasi dia akan mitar saja untuk mengambil penumpang yang sudah terkumpul di agen dan tidak akan menginap di sana. 

Bus Sempati Star yang dia kendarai saat pandemi, akan perpal atau menginap paling lama dua hari di wilayah Jabodetabek ini. 

Saat jalan balik ke Medan dikatakannya jalan tol baru di beberapa titik juga banyak ditemui yang berlubang dan rusak. Diungkapkannya jalan tol tersebu tidak pantas dikatakan sebagai jalan bebas tanpa hambatan. 

"Jalan Tol Bakauheni Palembang bukan jalan tol, itu kayak jalan biasa," celotehnya. 

Dia mengungkaokan jalan tersebut masih terbilang baru diresmikan, namun masih banyak jalan yang masih terus diperbaiki dan aktivitas itu justru mengganggu laju bus yang dia kendarai. 

"Haduh jalan berlubang-lubang di sana. Jalan sudah mulus dilubangi lagi(diaspal terus)," celotehnya. 

Dia menceritakan perjalanan bus saat di tengah pandemi sangatlah berat, sewa bus kini mengalami penurunan. Anto memilih berhemat selama di perjalanan, dengan tidak masuk jalan Tol selalu, karena harus mengeluarkan biaya lagi. 

"Kita masuk tol sampai palembang saja. Kalau Tol terus, enggak cukup dana kita," katanya. 

Selama pulang pergi (PP) dengan sasis Mercedez Benz tersebut, diceritakannya akan menghabiskan uang sekitar Rp42,1 juta, itu terdiri dari biaya bahan bakar yang mencapai Rp9 juta, penyeberangan Rp3,1 juta, Tol Rp1 juta dan uang setoran Rp29 juta. 

Lelaki beristri ini mengungkapkan, sudab tiga tahun dia bergabung di PO tersebut. Sebelumnya dia sudah pernah bergabung di PO Putra Pelangi, PM Toh dan pernah ikut PO Medan Jaya. Semua bus tersebut adalah jurusan Medan ke Jakarta. 

Diungkapkannya gajinya selama satu PP di PO sekarang adalah Rp600-700r ribu, dan harus dijalankan selama dua hari tiga malam, perpal dua malam di dan kembali lagi dua hari tiga malam kembali dan satu malam untuk perawatan bus jika di Medan. Artinya untuk satu kali PP dia akan menjalankan bus selama 9-10 hari. 

Bus dengan kelas Patas VIP yang mampu melaju dua hari tiga malam untuk lintas tersebut, harga tiketnya adalah Rp700 ribu.(fahmi)