Kepergok Jarah Tongkang Batu Bara, 6 ABK Kapal Klotok Nekat Terjun ke Mahakam, 2 Hilang

  • Oleh : Redaksi

Minggu, 14/Feb/2021 07:03 WIB
Foto:istimewa/tribunnews.com Foto:istimewa/tribunnews.com

SAMARINDA (BeritaTrans.com) - Enam orang awak buah kapal (ABK) kapal klotok KM Jaya Setia terpaksa terjun di Sungai Mahakam saat kepergok oleh polisi tengah menjarah togkang (ponton) bermuatan batu bara yang tengah berlayar ditarik oleh sebuah tug boat di Sungai Mahakam Samarinda, Rabu (10/2/2021).

Akibat aksi nekat itu, dua ABK lainnya -- termasuk juru mudi (juragan) kapal -- masih dalam pencarian.

Baca Juga:
Executive General Manager Pelindo Regional 2 Tanjung Priok Sambut Arus Balik Mudik di Pelabuhan Tanjung Priok

Kejadian berawal sekitar pukul 11.30 WITA, saat kapal klotok KM Jaya Setia yang membawa juru mudi kapal motor dan Anak Buah Kapal (ABK) diminta meminggirkan kapal oleh petugas kepolisian dari Satuan Polisi Air Polresta Samarinda.

Kapal tersebut memuat ABK Marwan, Amir Iwan, Arif dan Firman, dan satu juru mudi (juragan/nakhoda) Ali.

Baca Juga:
Kemenhub Berangkatkan Ribuan Peserta Mudik Gratis Sepeda Motor dengan Kapal Laut Voyage Kedua Jakarta- Semarang

Keenam orang ini, sedang beraktivitas di perairan Sungai Mahakam sekitar Palaran, Kota Samarinda.

Mereka bersandar di dekat tongkang kala itu.

Baca Juga:
Rute Kapal Baru Buleleng-Raas Dibuka untuk Antisipasi Lonjakan Pemudik dari Bali saat Lebaran

Para ABK menggunakan alat secara manual seperti cangkul dan sekop.

Namun saat melintasi kawasan Palaran, mendadak datang Satuan Polisi Air Polresta Samarinda.

Mereka tiga orang polisi mendekati dengan speed boat. Bersenjata dan pakaian seragam lengkap.

Kapal beranggotakan Marwan, Amir, Iwan, Arif dan Firman dan seorang juru mudi (juragan) Ali. 

Arif (30) menceritakan, saat itu ia bersama lima rekannya dan juragan kapal, Ali. Yakni dirinya, Marwan, Amir, Iwan, Firman dan Ali.  

Sempat terjadi ketegangan saat polisi meminta seluruh ABK kapal klotok turun dari tongkang.

"Kami diminta untuk segera turun dari tongkang dan kami langsung turun semua, mengikuti petugas. Tidak lama kemudian, salah satu polisi berebut kemudi dengan juragan, karena tangannya dipukul. Juragan lari ke belakang kapal dan bilang ayo lompat (ke kami)," tegasnya. 

Namun ketika semua nekat melompat ke sungai saat akan diamankan petugas Polair, dua orang lainnya ternyata tidak muncul lagi ke kepermukaan, yakni juru mudi Ali (35) dan ABK bernama Marwan (30). Polisi bersama Basarnas dan relawan masih melakukan pencarian.

"Makanya kami lompat semua, tetapi juragan sama satu ABK hilang, sedangkan kami ada empat orang selamat ditolong kapal warga yang melintas," ungkap Arif. 

Saat itu Arif bersama dengan tiga ABK lain tak lagi sempat menolong, karena ia mengaku sudah lemas, lantaran mencoba berenang sekuat tenaga menyelamatkan diri.

Ia sempat melihat dua rekannya itu sebelum lenyap di perairan sungai Mahakam.

"Kami lumayan lama juga di air (lemas) baru ditolong oleh kapal yang melintas. Sempat melihat juragan pegang jiriken, mau menolong salah satu ABK, tetapi jirikennya terlepas. Akhirnya keduanya hilang. Juragan tak bisa berenang kalau Marwan bisa," tandasnya. 

Ditanya sedang melakukan aktivitas apa di atas tongkang, Arif tak banyak bicara.

Ia hanya menyampaikan bahwa bersama keenam orang rekannya sedang membersihkan sisa batu bara di atas tongkang.

Sedangkan untuk kapal motor bermuatan batu bara langsung dibawa oleh pihak kepolisian, sebagai barang bukti.

Terpisah Kapolresta Samarinda Kombes Pol Arif Budiman melalui Kasat Polair Polresta Samarinda AKP Iwan Pamuji memberikan keterangan terkait insiden yang terjadi pada hari ini. Yang dikatakan oleh salah seorang ABK dibenarkannya. 

Berawal dari pihaknya mendapat laporan dari perusahaan pelayaran, bahwa tongkang mereka disandari kapal tidak dikenal. Lantaran khawatir, kapal tak dikenal hendak melakukan pencurian batu bara.

Akhirnya pihak kapal melaporkan hal tersebut.

"Tiga anggota kami menuju ke titik lokasi laporan itu, dan mengamankan kapal klotok beserta awaknya. Kemudian kami hendak bawa ke markas untuk diperiksa, namun saat di tengah perjalan. Terjadi masalah, karena juru mudi kapal klotok (Ali) berusaha menyandarkan kapalnya di TKP," tegas AKP Iwan Pamuji, Rabu (10/2) petang.

Saat berupaya menyandarkan kapal, salah seorang anggota Polairud berusaha mencegah, tetapi hal itu justru membuat seluruh awak kapal nekat terjun ke sungai.

"Kapal klotoknya tetap kami bawa untuk diamankan. Dan setelah itu anggota kami kembali menuju TKP untuk mencari awak kapal klotok yang melompat ke sungai. Namun di TKP ternyata ada 2 dari 6 awak kapal yang dilaporkan hilang tenggelam," sebut AKP Iwan Pamuji.

Kini, Polair beserta tim SAR gabungan tengah melakukan upaya pencarian terhadap Ali dan Marwan, yang dilaporkan hilang tenggelam.

"Penyelidikan tetap kami lakukan. Namun untuk saat ini kami fokus pada pencarian korban yang hilang," tandas AKP Iwan Pamuji.(amt/sumber:tribunnews.com)