Kapal Feri Terbalik di Kalbar, 20 Orang Diperiksa

  • Oleh : Fahmi

Selasa, 23/Feb/2021 06:11 WIB
Kapal feri terbalik ketika hendak berlabuh di Sambas, Kalimantan Barat. Kapal feri terbalik ketika hendak berlabuh di Sambas, Kalimantan Barat.

SAMBAS (BeritaTrans.com) - Ada 20 orang saksi sudah diperiksa terkait terbaliknya kapal feri di Sambas, Kalimantan Barat. Hal ini diungkapkan Kapolres Sambas, AKBP Robertus B Herry Ananto Pratiknyo. 

Terkait isu yang beredar bahwa ada korban meninggal dalam kecelakaan tersebut, Kapolres menegaskan bahwa itu adalah berita hoaks. 

Baca Juga:
Executive General Manager Pelindo Regional 2 Tanjung Priok Sambut Arus Balik Mudik di Pelabuhan Tanjung Priok

"Karena berdasarkan penghitungan manual kami terhadap data penumpang yang ada baik itu roda empat, truk, sepeda motor maupun taksi, termasuk juga korban di Puskesmas karena luka ringan. Tidak ada data meninggal dunia," ungkap Kapolres, Senin (22/2/2021). 

Selain itu, kata Kapolres, berdasarkan informasi dari posko di Polres Sambas di lokasi, pengaduan orang hilang atau warga yang belum sampai rumah tidak ada. 

Baca Juga:
Kemenhub Berangkatkan Ribuan Peserta Mudik Gratis Sepeda Motor dengan Kapal Laut Voyage Kedua Jakarta- Semarang

"Jadi bisa kita pastikan tidak ada korban meninggal," tegasnya. 

Ia mengatakan, kasus kecelakaan kapal feri masih dalam proses penyelidikan bersama instansi terkait lainnya untuk mengetahui penyebab musibah itu. Adapun saksi yang sudah diperiksa di antaranya nakhoda, ABK dan masyarakat yang melihat dan berada di pelabuhan saat kejadian terjadi. 

Baca Juga:
Rute Kapal Baru Buleleng-Raas Dibuka untuk Antisipasi Lonjakan Pemudik dari Bali saat Lebaran

"Ada sekitar 5 masyarakat yang sudah diambil keterangan. Saksi lainnya seperti nakhoda dan ABK yang sudah diperiksa sekitar 15 orang," bebernya. 

Mengenai update terbaru penanganan kapal terbalik, kata Kapolres, pada hari Minggu telah diadakan rapat koordinasi yang dihadiri ASDP dan Perhubungan Darat Kemenhub. 

"Pada dasarnya kita ada beberapa penekanan. Pertama, pelayanan kepada masyarakat dalam penyeberangan sungai karena itu merupakan jalur strategis. Kedua kapan kapal penggantinya akan datang. Ketiga terkait evakuasi kapal termasuk muatannya. Kemarin kita juga kordinasi dengan Jasa Raharja untuk ganti rugi material," pungkasnya.(fh/sumber:kumparancom)