Dukung Alih Moda Angkutan Barang dari Jalan ke KA, Dirjen Darat Beri Catatan ini

  • Oleh : Naomy

Rabu, 24/Feb/2021 07:31 WIB
Webinar Alih Moda Angkutan Logistik Webinar Alih Moda Angkutan Logistik

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Dukung alih moda angkutan barang dari jalan ke kereta api (KA), Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi beri beberapa catatan yang harus jadi perhatian.

"Selama ini angkutan barang masih 90 persen lebih diangkut menggunakan truk lewat jalan raya," ujar Dirjen Budi dalam Webinar di Jakarta, Selasa (23/2/2021).

Baca Juga:
Menelisik Peran LRT Jabodebek via Diskusi Virtual BPTJ

Untuk pengalihan angkutan via KA yang perlu menjadi perhatian kata dia adalah aksesibilitas menuju dan dari Stasiun. Waktu keberangkatan dan pendukung lainnya yang memudahkan.

Hal itu mengingat selama ini bila dengan angkutan barang truk maka layanan bisa fleksibel dan diantar hingga tempat tujuan.

Baca Juga:
Penjaga Perlintasan Kereta di Parung Panjang Diberi Rompi Keselamatan

"Ini mungkin yang menjadi salah satu pertimbangan karena terkait juga dengan cost (biaya)," ungkapnya dalam Webinar dengan moderator Staf Ahli Bidang Logistik, Multimoda, dan Keselamatan Transportasi Cris Kuntadi.

Para pelaku usaha lebih memilih penggunaan truk daripada kereta api karena alasan handling, jadwal, aksesibilitas, dan sebagainya.

Baca Juga:
Cris Kuntadi Tinjau Vaksinasi Gratis dan Bagikan Masker di Stasiun Manggarai

Menurut Dirjen Budi, perlu ada kepastian agar minat beralih ke KA dari truk dapat meningkat. Hal itu karena diakui bahwa dengan KA dapat mengurai kemacetan di jalan dan polusi.

Terlalu banyaknya angkutan barang melalui transportasi jalan tidak hanya menimbulkan kerugian ekonomi, tetapi juga tidak ramah lingkungan akibat kemacetan dan yang dapat meningkatkan emisi gas buang (polusi). 

Pada 2015, emisi CO2 dari angkutan barang di Jawa  diperkirakan mencapai 28,5 MT atau sekitar 26% dari total emisi  sektor transportasi.

Indonesia telah merencanakan untuk mengurangi emisi GRK  setidaknya 10,95% di tahun 2030, setara dengan 182,7 MT.  Target untuk sektor transport sebesar 39 MT.

"Diharapkan moda transportasi angkutan KA logistik menyediakan jasa pelayanan distribusi logistic melalui “End to End services” atau sebagai SCM service provider serta integrated service berbasis information technology sepanjang jasa layanan distribusi logistik," tutur Dirjen Budi.

Dengan begitu, dapat mengoptimalkan seluruh kinerja dan langkah-langkah yang efisien di setiap proses dan mampu menghilangkan hambatan-hambatan prosedural secara komprehensif sehingga sejumlah waste (pemborosan) dapat dihilangkan. (omy)