Ratusan Aparat Desa dari Aceh Tenggara Telantar di Bandara Kualanamu

  • Oleh : Redaksi

Senin, 22/Mar/2021 21:25 WIB
Foto: ilustrasi Foto: ilustrasi

MEULABOH (BeritaTrans.com)  - Sebanyak 650 orang aparat dari 325 desa di Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh telantar di Bandara Internasional Kualanamu Deliserdang, Sumatera Utara (Sumut) sepanjang Senin (22/3/2021). Sebelumnya mereka menempuh perjalanan darat selama 6-7 jam dari Aceh.

Seyogianya ratusan aparat desa yang merupakan peserta studi banding pengembangan wisata desa tersebut, dijadwalkan berangkat ke Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Senin pagi. Namun sayang, acara tersebut batal dilakukan. 

Baca Juga:
Bandara Kualanamu Siap Layani Angkutan Lebaran

 

“Kami sangat kecewa dengan kejadian seperti ini. Semua peserta yang harusnya berangkat pada Senin pagi ternyata tidak jadi berangkat,” kata Ketua Asosiasi Pemerintah Desa (Apdesi) Kabupaten Aceh Tenggara, Nawi Sekedang, Senin petang.

Baca Juga:
Bandara Kualanamu Terapkan National Logistic Ecosystem

Dia mengatakan, dari informasi yang diperoleh oleh peserta kegiatan, jadwal keberangkatan ratusan aparat desa ke Lombok Nusa Tenggara Barat tersebut pada Senin pagi, melalui Bandara Internasional Kualanamu Deliserdang. Namun setibanya di Sumut, peserta mendapatkan informasi dari panitia penyelenggara bahwa keberangkatan peserta studi banding mundur jadi Selasa (23/3/2021) besok.

Sementara total biaya yang dikeluarkan oleh masing-masing peserta studi banding pengembangan wisata desa dari Aceh Tenggara sebesar Rp15 juta atau Rp30 juta per desa. Dana tersebut bersumber dari dana desa.

Baca Juga:
Tiba di Bandara Kualanamu, Penerbangan Perdana Qatar Airways Disambut Water Salute

Biaya dari kegiatan tersebut dilaksanakan sesuai dengan hasil musyawarah desa. Atas dasar kemauan dari seluruh aparat desa di Kabupaten Aceh Tenggara.

 

Berdasarkan hasil konfirmasi kepada panitia penyelenggara kegiatan, telantarnya ratusan aparat desa tersebut diduga adanya kesalahan penerimaan informasi dari panitia oleh peserta.

Meski sudah telantar, semua peserta studi banding pengembangan wisata desa asal Aceh Tenggara hingga Senin petang ini sudah diinapkan di sejumlah hotel di Kota Medan.
 
“Kami minta pertanggungjawaban panitia, Alhamdulillah semua peserta sudah diinapkan di hotel dengan biaya yang ditanggung panitia. Kalau pada Selasa besok tidak jadi berangkat, kami akan bersikap,” katanya.

(lia/sumber:inews.id)