Menteri Budi Targetkan Revitalisasi Stasiun Bekasi Selesai Akhir Tahun 2021

  • Oleh : Fahmi

Minggu, 18/Apr/2021 21:47 WIB
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat meninjau Stasiun Bekasi, Jawa Barat, Ahad (18/4/2021). Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat meninjau Stasiun Bekasi, Jawa Barat, Ahad (18/4/2021).

BEKASI (BeritaTrans.com) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menargetkan revitalisasi Stasiun Bekasi yang termasuk ke dalam bagian dari proyek pembangunan rel dwi ganda atau double double track (DDT) Manggarai-Cikarang paket B akan selesai pada akhir tahun 2021. 

Hal itu disampaikan Menhub saat melakukan tinjauan ke Stasiun Bekasi, Jawa Barat, Ahad (18/4/2021). 

Baca Juga:
Stasiun Bekasi sebagai Stasiun Integrasi dan Alternatif Menuju Berbagai Kota Tujuan di Jakarta

"Hari ini kita menyaksikan bahwa pemerintah secara konsisten walau di masa pandemi tetap membangun. Ditjen Perkeretaapian serta PT KAI secara konsisten melakukan pembangunan Jabodetabek untuk prasarana rel dwi ganda dan empat stasiun dengan dana lebih dari Rp6 triliun rupiah. Artinya, kita memberikan perhatian yang luar biasa pada masyarakat di Jabodetabek," kata Menhub. 

Sampai dengan saat ini, progres pengembangan Stasiun Bekasi sudah mencapai 77,84%. Selain Stasiun Bekasi, Kemenhub melalui Ditjen Perkeretaapian juga tengah merevitalisasi Stasiun Manggarai, Jatinegara, dan Cikarang yang juga dapat melayani kereta api jarak jauh selain Stasiun Gambir dan Stasiun Pasar Senen.

Baca Juga:
KAI Commuter dan Pemkot Bekasi Bahas Penataan Kawasan Stasiun untuk Dukung Integrasi Transportasi

Lebih lanjut Menhub menjelaskan, pembangunan rel dwi ganda dan revitalisasi stasiun ini dilakukan untuk mengoptimalkan perjalanan kereta jarak jauh. 

"Apa artinya DDT? artinya jalur kereta  keluar kota (jarak jauh) dan kereta dalam kota itu akan dipisahkan. Jadi akan ada empat rel dari Manggarai hingga Cikarang. Dengan adanya pembangunan rel dan revitalisasi empat stasiun yaitu Jatinegara, Manggarai, Bekasi dan Cikarang, maka konsentrasi dari masyarakat bisa dilakukan dengan baik dan tidak bertumpuk di suatu tempat," ucap Menhub. 

Baca Juga:
Stasiun Bekasi Integrasi dalam Strategi Modernisasi Perkeretaapian Nasional

Menhub juga mengungkapkan, dengan adanya pemisahan jalur kereta api jarak jauh dan KRL, akan membawa dampak positif bagi operasional KRL, yaitu memberikan waktu tunggu kedatangan antar kereta atau headway yang lebih baik, sehingga kapasitas kereta juga akan meningkat. 

"Pemisahan jalur ini juga memberikan suatu manfaat bagi kereta komuter, yaitu jarak kedatangan antar kereta atau headway yang lebih baik. Kalau sekarang itu, headway satu kereta dengan kereta yang lain adalah 10 menit, dan khusus ke arah Bekasi kapasitasnya bisa mencapai 200.000 orang. Dengan headway yang lebih singkat menjadi 5 menit, kapasitasnya akan meningkat menjadi 400.000 orang. Sehingga memungkinkan masyarakat Bekasi dan sekitarnya untuk menggunakan KRL ini sebagai moda utama," tutur Menhub. 

Dalam tinjauannya ke Stasiun Bekasi, Menhub juga melakukan pembagian masker kepada penumpang kereta. 

Turut hadir dalam kegiatan ini, Direktur Jenderal Perkeretaapian Zulfikri, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek Polana B. Pramesti,  Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Didiek Hartantyo, dan jajaran di lingkungan Kemenhub. (fhm)