Pesepeda Cemas Berkendara di Fly Over Cakung: Menyatu Tanpa Sekat

  • Oleh : Dirham

Selasa, 20/Apr/2021 13:02 WIB
Sejumlah pesepeda merasa berkendara di fly over cenderung berisiko meski telah disediakan jalur khusus. Sejumlah pesepeda merasa berkendara di fly over cenderung berisiko meski telah disediakan jalur khusus.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Pemprov DKI Jakarta sudah memulai uji coba tahap I Fly Over Cakung, Jakarta Timur pada hari ini, Senin (19/4) hingga Rabu mendatang (21/4). Fly over tersebut disertai dengan jalur sepeda.

Jalur sepeda disediakan di sisi kiri jalan dan dibuat menyatu dengan ruas jalan kendaraan lain tanpa sekat.

Baca Juga:
Lajur Khusus Sepeda di Kota Tangerang Rampung Dibangun BPTJ

Keberadaan jalur sepeda di fly over mungkin bisa dibilang sebagai sesuatu yang belum lumrah. Umumnya, fly over tidak disertai jalur sepeda.

Akan tetapi, sejumlah pesepeda menyoroti tingkat keamanan jika berkendara di fly over. Salah satunya Adhito Harinugroho.

Baca Juga:
Kecelakaan Sepeda Terjadi di Turunan Fly Over Semanggi Arah Sudirman

"Kalau di fly over dibangun jalur sepeda itu kan ada angin, enggak ada pembatasnya jadi lebih berbahaya buat pesepeda," ucap salah satu pesepeda, Adhito Harinugroho, Senin (19/4).

Pria yang akrab dipanggil Dhito itu menjelaskan, ada tiga jenis pesepeda. Pertama, pesepeda rekreasional yang biasa menggunakan sepeda untuk rekreasi atau bersenang-senang.

Baca Juga:
Sepeda Sewa di DKI Tak Laku, Anggaran Jalurnya Telan Ratusan Miliar

Kedua, pesepeda kompetitif atau sport, biasanya menggunakan sepeda untuk mengikuti ajang perlombaan. Terakhir, pesepeda utilitarian yaitu pesepeda yang menggunakan sepeda sebagai moda transportasi sehari-hari.

Menurut Dhito, pemerintah daerah lebih perlu memperbanyak jalur sepeda di jalan datar dan dekat dengan permukiman. Dengan begitu, bisa benar-benar bermanfaat dan aman bagi pesepeda khususnya kalangan pesepeda utilitarian.

"Untuk itu lebih urgent memperbanyak jalur sepeda di tempat-tempat yang dekat pemukiman. Saya juga apresiasi dengan kebijakan MRT sama LRT buat masukin sepeda," jelasnya.

Selain Dhito, Rahmi, pesepeda yang aktif di komunitas Bike To Work (B2W) juga berpandangan serupa. Ia menilai jalur sepeda di flyover lebih berisiko dibanding jalan biasa.

"Kalau saya yang sehari-hari ke kantor naik sepeda lebih suka yang di bawah. Lebih kepantau secara keamanan," ucap Rahmi, Senin (19/4).

"Kalau di fly over jauh beresiko. Di bawah aja yang banyak pihak bisa melihat berisiko, gimana di atas? lebih sepi kan. Terus tidak terlalu urgensi lah untuk dibedakan pakai fly over dan sebagainya," imbuhnya.

Dia berharap pemerintah daerah lebih banyak membuat jalur sepeda di jalan biasa ketimbang fly over. Selain itu, dia pun menyarankan pemerintah agar berupaya mengurangi volume kendaraan bermotor.

"Masukannya untuk pemerintah buat infrastruktur pemerintah, pajak untuk kendaraan berbahan bakar bensin ditinggiin supaya orang mikir lagi mau pakai kendaraan pribadi," tutupnya. (ds/sumber CNNIndonesia.com)