Sentil China, Duterte Tolak Tarik Kapal Filipina dari Laut China Selatan

  • Oleh : Redaksi

Kamis, 29/Apr/2021 20:25 WIB


Jakarta (BeritaTrans.com) - Presiden Rodrigo Duterte melontarkan pernyataan keras terhadap China dan menegaskan bahwa ia tak akan menarik kapal dari laut China Selatan demi melindungi kedaulatan Filipina.

"Saya akan memberitahu China, kami tidak ingin masalah. Kami tidak ingin perang. Namun, jika Anda menyuruh kami pergi, (maka jawabannya) tidak," kata Duterte, Rabu (29/4), seperti dikutip AFP.

Baca Juga:
Filipina dan Amerika Latihan Perang di Laut China Selatan, Libatkan 8.900 Tentara

Duterte berharap China memahami posisinya karena ia tak mungkin mengompromikan keamanan negaranya.

"Ada hal-hal yang sebenarnya tidak bisa dikompromikan, seperti menarik mundur (pengawasan), ini sulit. Saya berharap mereka mengerti, tapi saya juga memiliki kepentingan untuk melindungi negara saya," katanya.

Baca Juga:
Amerika Buru-Buru Cari Pesawat Tempur F-35 yang Jatuh, Khawatir Ditemukan China

Pernyataan itu muncul selepas Kementerian Pertahanan Filipina menyatakan, "China tak punya urusan memberi tahu Filipina apa yang dapat dan tidak dapat kami lakukan dengan perairan kami sendiri."

Saat ini, awak coastguard Filipina memang sedang melakukan pelatihan di sekitar wilayah Laut China Selatan. Filipina mengklaim latihan itu dilakukan sebagai upaya untuk mengamankan perairan yang masuk ke dalam wilayah hukum mereka.

Baca Juga:
Adu Jago di Laut China Selatan

Latihan itu dimulai dua pekan lalu, bersamaan dengan latihan gabungan antara Angkatan Bersenjata Filipina dengan Amerika Serikat yang berakhir pada Jumat pekan lalu.

Latihan tersebut meliputi pelatihan navigasi, pengoperasian perahu kecil, pemeliharaan, dan operasi logistik.

Pelatihan itu digelar di dekat Pulau Thitu dan Scarborough Shoal, serta pulau Batanes di utara, dan bagian selatan dan timur Filipina.

Scarborough Shoal merupakan salah satu wilayah kaya akan hasil laut di perairan Laut China Selatan, dan sejak lama menjadi titik persengketaan antara Filipina dan China.

Menanggapi latihan tersebut, pada Senin (26/4) lalu, Kementerian Luar Negeri China menyatakan Filipina harus menghentikan tindakan yang memperumit situasi dan meningkatkan perselisihan.

Sementara itu, China sendiri terus menolak menarik kapal-kapal mereka dari Zona Eksklusif Ekonomi (ZEE) Filipina.

Kisruh mengenai kapal di LCS ini meningkatkan ketegangan dalam relasi Filipina dan China yang sebenarnya sempat membaik di masa awal pemerintahan Duterte.

China dan Filipina memang terlibat sengketa wilayah di LCS. Pada 2016 lalu, Filipina pun menggugat China atas klaim historisnya di perairan itu ke Pengadilan Arbitrase Permanen (PCA).

Meski Filipina memenangkan gugatannya, China tetap berkeras mengklaim hak historis atas perairan yang menjadi jalur perdagangan utama itu.

(lia/sumber:cnnindonesia.com)