Oleh : Fahmi
JAKARTA (BeritaTrans.com) - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan telah mengeluarkan aturan baru tentang diperbolehkannya bus antarkota antarpropinsi mengangkut penumpang.
Diperbolehkan beroperasinya bus tentu dengan tanda atau stiker, tentu saja bus harus mengangkut penumpang dengan kebutuhan non mudik atau perjalanan dinas atau keperluan mendesak lainnya.
Baca Juga:
Rekor Penjualan DAMRI Meningkat 61 Persen saat Periode Angkutan Lebaran 2025
Di tengah kebijakan tersebut, hingga menjelang mudik dilarang pada 6-17 Mei, jumlah penumpang bus tidak mengalami peningkatan dan pengemudi bus mengeluhkan tentang pendapatan mereka.
Pengemudi bus Jakarta-Pekalongan, Suratman, 35 tahun, mengaku selama sebulan dia hanya sekali untuk bekerja membawa bus, lantaran bus yang tersedia banyak dan jumlah pebumpang yang sedikit.
Dia harus menunggu jadwal keberangkatan, untuk terpenuhinya biaya operasional dari ongkos penumpang yang akan dibawanya.
"Sepi ni mas, dari bulan kemarin sudah sebululan, baru hari ini saya narik lagi ke Jakarta," katanya di terminal Pulo Gebang, Selasa (4/5/2021).
Baca Juga:
Rute Bandar Lampung Jadi Favorit, Hampir 70 Ribu Pelanggan Tinggalkan Kampung Halaman Naik DAMRI
Dia juga harus menyambangi berulang kali setiap terminal di Jabodetabek untuk memenuhi jumlah penumpang yang akan diberangkatkan kembali ke Pekalongan.
Saat larangan mudik kali ini, Suratman mengaku busnya tidak akan beroperasi sama sekali. Dia akan kembali dirumahkan dan tidak bekerja sama sekali.
Musim mudik yang biasanya dia mendapatkan berlimpah-limpah rezeki, kini pun semakin tidak ada, lantaran masyarakat tidak diperbolehkan mudik.
"Sekarang ini sepi! Anak, istri enggak bisa beli baju sama enggak bisa makan opor ayam ini," ucap pengemudi bus Setia Negara tersebut.
Dia berharap ada iuran, kebijakan dan kasih sayang dari pemerintah mengenai pekerjaannya harus terhenti karena tidak diperbolehkkannya angkutan darat membawa penumpang untuk mudik.
"Gimana bapak pemerintah? Gimana sopir-sopir ini pak, dikasi solusi lah pak biar kita bisa lebaran," ucapnya.
Meski di sejumlah terminal mengalami peningkatan angka jumlah penumpang saat menjelang mudik dilarang, Suratman tidak merasakan hal tersebut. Menurutnya penumpang bus kini cuma meningkat beberapa saja dan untuk tujuan tertentu saja.
“Kalau dulu (sebelum pandemi) dari sana full dari sini full berangkat (dari terminal) masing-masing,”tambahnya.(fahmi)