Bukan Dongeng, Pabrik Baterai Mobil Listrik LG Dibangun di Indonesia Juli 2021

  • Oleh : Redaksi

Minggu, 20/Jun/2021 17:48 WIB
Ilustrasi baterai mobil listrik LG Chem. Foto: Kompas.com. Ilustrasi baterai mobil listrik LG Chem. Foto: Kompas.com.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa pembangunan pabrik baterai kendaraan bermotor listrik PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) dan Konsorsium LG, bukan hanya dongeng belaka.

Bahkan ia menyatakan pabrik yang akan dibangun di Kota Deltamas, Karawang, Jawa Barat tersebut siap untuk mulai masuk tahap awal pada Juli 2021 mendatang.

Baca Juga:
Foxconn Investasi Pabrik Baterai Mobil Listrik Rp114 Triliun di Batang

"LG mulai groundbreaking akhir Juli ini, paling lambat Agustus awal. Ini bukan cerita dongeng, sudah kita lakukan," katanya dalam rapat korodinasi nasional dengan HIPMI, Sabtu (19/6/2021).

Bahlil mengatakan, rencananya pada pembangunan tahap pertama, pabrik bakal memiliki kapasitas produksi baterai hingga 10 gigawatt hour (GWh). Baterai ini nanti digunakan untuk kendaraan listrik dari Hyundai.

Baca Juga:
Jerman Mau Investasi Smelter Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia

Kemudian, pabrik juga akan menjadi yang pertama di Asia, bahkan di dunia dengan perkiraan nilai investasi 9,8 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 142 triliun.

Sebab, pabrik tidak hanya memiliki fasilitas produksi baterai tapi juga aspek terkait dan terintegrasi lainnya, seperti fasilitas untuk penambangan, peleburan (smelter), pemurnian (refining), serta industri precursor dan katoda.

Baca Juga:
Diam-Diam Indonesia Lagi Rayu VW Bikin Mobil Listrik

"Ini investasi terbesar pasca-reformasi, baru kali ini masuk dan benar-benar masuk," ucap Bahlil.

Adapun bahan-bahan untuk pembuatan baterai mobil listrik, lanjut dia, 50 persen ada Indonesia, terutama nikel. Pemerintah pun telah melarang ekspor nikel agar bisa menjadi menjadi produsen baterai terbesar di dunia.

"Kenapa Indonesia melarang ekspor nikel? Agar Indonesia menjadi produsen terbesar untuk baterai dunia. Jadi kita tidak boleh hanya menjadi ekspor-ekspor bahan baku terus," kata dia.

"50 persen kompenen dari baterai mobil listrik adalah baterai, dan baterai itu bahan bakunya paling besar itu adalah nikel dan 25 persen total cadangan dunia-nya ada di Indonesia," ujar Bahlil. (dn/sumber: Kompas.com)