Laut China Selatan Memanas, Filipina Terjunkan 81 Bidadari Laut

  • Oleh : Redaksi

Rabu, 07/Jul/2021 08:01 WIB
Laut China Selatan. (Foto: Australia Plus ABC) Laut China Selatan. (Foto: Australia Plus ABC)

Jakarta (BeritaTrans.com) - Pemerintah Filipina mengambil langkah terbaru dalam mengamankan teritorialnya di Laut China Selatan (LCS). Kali ini, negeri pimpinan Presiden Rodrigo Duterte itu menerjunkan 81 wanita untuk mengambil alih sistem operator radio di kepulauannya yang disengketakan dengan China.

Mereka adalah pasukan penjaga pantai "The Angel of The Sea". Penunjukan wanita ini bukan tanpa alasan.

Baca Juga:
Filipina dan Amerika Latihan Perang di Laut China Selatan, Libatkan 8.900 Tentara

Manila menyebut bahwa suara wanita akan ditangkap sebagai sebuah 'tanda yang tegas namun tidak kasar' mengingat unsur keibuan yang dipegang teguh kepada kaum hawa. Hal ini dipercaya membuat tensi antara kapal-kapal China dan pihak Filipina menurun.

"Kami menyadari pentingnya keunikan yang berkembang untuk memiliki operator radio wanita di atas kapal PCG (penjaga pantai Filipina) dan unit berbasis pantai, terutama dalam berkomunikasi dengan kapal asing, agar tidak meningkatkan ketegangan," ujar Wakil Laksamana Leopoldo Laroya, dikutip dari Newsweek, Selasa (6/7/2021).

Baca Juga:
Amerika Buru-Buru Cari Pesawat Tempur F-35 yang Jatuh, Khawatir Ditemukan China

Salah satu anggota PCG juga menyebut bahwa klaim bahwa perempuan mampu meredakan ketegangan terlihat ampuh. Ia menilai bahwa langkah ini merupakan langkah yang tepat.

"Mendengar suara wanita di ujung lain jalur komunikasi dapat membantu meredakan ketegangan dengan kapal asing," ujar anggota itu

"PCG percaya bahwa melatih personel penjaga pantai perempuan sebagai operator radio akan membantu menjaga perdamaian di perairan yang diperebutkan."

Baca Juga:
Adu Jago di Laut China Selatan

Filipina dan China diketahui beberapa kali bersitegang di LCS, terutama di wilayah Scarborough, yang merupakan spot pemancingan yang kaya ikan. Baru-baru ini ketegangan di wilayah itu sempat terjadi kembali setelah kapal-kapal nelayan China yang berjumlah 200 armada menabuh jangkar di sekitar Scarborough.

Aksi ini menuai kecaman dari Filipina yang menuding kapal-kapal tersebut merupakan milisi maritim. Beijing pun menolak tuduhan Manila dan mengatakan bahwa kapal-kapal itu sedang berlindung dari badai

Sebagai tanggapan, Filipina telah mengerahkan lebih banyak kapal patroli, termasuk penjaga pantai dan kapal angkatan laut, untuk mengintensifkan pengawasan dan mencegah penangkapan ikan ilegal.

LCS sedang menjadi potensi konflik di kawasan. Klaim China pada 90% wilayah membuatnya bersitegang dengan sejumlah nergara Asia Tenggara, bukan cuma Filipina tapi juga Malaysia dan Vietnam.

(lia/sumber:cnbcindonesia.com)