Jovan Zachary, Pemuda Surabaya Jadi Tentara Angkatan Laut Amerika: Awalnya Kerja di Restoran

  • Oleh : Dirham

Rabu, 07/Jul/2021 16:53 WIB
Jovan Zachary Winarno. Jovan Zachary Winarno.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Tidak banyak keturunan Indonesia yang menjadi tentara di Amerika Serikat. Dari yang sedikit itu, Jovan Zachary Winarno salah satunya.

Jovan adalah pemuda berusia 20 tahun asal Surabaya yang menjadi tentara angkatan laut Amerika Serikat. Sejak setahun terakhir Jovan berdinas di bagian MET Division 12 mengurus masalah teknis mesin-mesin kapal.

Baca Juga:
Inilah Sosok Pemuda Surabaya yang Jadi Tentara AL Amerika

Jovan datang ke Amerika pertama kali pada September 2018. Jovan merantau seorang diri tanpa ditemani orang tua atau keluarga lainnya. Ternyata, cara tersebut adalah bagian dari didikan orang tua agar Jovan lebih mandiri dan bisa mengatur dirinya.

Pada Basra, Susanto Budi Winarno ayah Jovan bercerita kepergian Jovan ke Amerika sebenarnya untuk melanjutkan pendidikan.
"Awalanya dia (Jovan) mau kuliah di sana (Amerika) setelah lulus SMA.
Karena pada saat dia datang di sana, kuliahnya sudah terlambat.

Akhirnya Jovan mendapatkan tawaran untuk bekerja di restoran selama 4 bulan," kata Susanto ketika dihubungi Basra, Kamis (12/11).

Tak lama setelah Jovan memutuskan bekerja, sang ayah mendapatkan tawaran dari rekannya untuk mendaftarkan sang anak menjadi anggota tentara Angkatan Laut di Amerika Serikat.

Pada saat itu, sebelum memutuskan untuk mendaftarkan diri, Susanto menuturkan jika Jovan tidak langsung mau ketika ditawari menjadi anggota tentara.

"Pertamanya Jovan nggak mau, tapi akhirnya entah bagaimana dia berubah pikiran. Saya kembalikan ke Jovan apa yang menjadi keputusannya ya harus dijalani dengan semangat dan baik untuk kamu," tutur Susanto.

Keputusan Susanto dan sang istri Lidia Kristanti untuk melepas Jovan ke negeri orang pun bukan tanpa sebab. Menurutnya sang anak merupakan sosok yang mandiri dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
Pasalnya sejak Jovan duduk di bangku sekolah Menengah Pertama (SMP), Susanto telah mengajarkan kemandirian dan disiplin pada Jovan.

"Nggak mungkin saya lepas sendiri, di sana juga ada teman-teman saya. Apalagi Jovan juga anaknya punya kemauan tinggi dan berani. Karena sejak SMP dia di Sorong sudah saya gembleng untuk mandiri," kata pria 49 tahun ini.

Susanto mengatakan, keputusannya berpindah dari Surabaya ke Sorong bersama anak dan keluarganya adalah untuk mengurus usaha laundary yang ia dirikan. Selama dua tahun lamanya, Jovan harus terbiasa kemana-mana sendiri selama di Sorong.

"Jadi Jovan waktu SMP di Sorong kemana-mana sendiri. Saya kasih tau ke dia kalau jadi orang itu harus tangguh. Karena orang-orang di sana kan beda, wataknya juga beda. Di sana kan juga keras, orangnya mandiri semua, dari situ dia bisa belajar," ucapnya.

Susanto mengungkapkan, nilai kemandirian dan kedisiplinan yang ia ajarkan adalah bagaimana sang anak dapat bertanggung jawab atas pilihan hidupnya.

"Saya nggak pernah yang bagaimana, easy going aja. Tapi kalau anak ini bilang mau ini ya kami sebagai orang tua mendukung," tuturnya.
Susanto mengaku, selama jauh dari Jovan sang anak ketika ada waktu menyempatkan diri untuk menghubunginya melalui video call atau pesan singkat.

"Namanya orang tua sama anak ya pasti dekat. Kalau Jovan nggak ada kesibukan atau nggak ada tugas gitu pasti menghubungi kami. Kalau video call ya seminggu sekali. Kadang dia juga ngasih kabar melalui grup WA keluarga," ucap bapak tiga anak ini.

Terkahir, Susanto berpesan kepada Jovan untuk tidak meninggalkan pendidikannya meskipun harus berkarir.

"Saya cuma bilang, dia janji harus lulus kuliah. Jangan sampai karena di kakrirnya begini kuliah ditinggalin. Karena pendidikan itu penting, dengan kuliah karirnya juga akan lebih cemerlang," tutup Susanto. (ds/sumber Kumparan.com)