Vaksinasi Massal dan AKHLAK Anak Buah Erick Thohir di Angkasa Pura II

  • Oleh : Redaksi

Rabu, 28/Jul/2021 22:00 WIB


TANGERANG (BeritaTrans.com) - Pandemi Covid-19 menjadi tsunami trafik terhadap operator jasa transportasi. Jumlah pergerakan armada dan penumpang merosot drastis. Efek selanjutnya adalah ambruknya pendapatan perusahaan. 

Baca Juga:
Bandara Husein: Terhigienis Se-Asia Pasifik, Terdepan Dalam Vaksinasi dan Paling Siap Tes GeNose: Panggayana!

Paralel dengan kondisi itu, segala biaya harus tetap dipenuhi. Termasuk biaya pegawai, listrik, perawatan properti serta pajak. 

Sebagai operator bandara, PT Angkasa Pura II dapat dipastikan juga mengalami situasi dan kondisi serupa akibat multiflier effect dari pandemi, yang tak pernah diduga sebelumnya.

Apalagi pandemi juga menghentikan penerbangan umroh dan haji, yang selama ini menjadi salah satu penyumbang terbesar pendapatan perusahaan. Pembatasan pergerakan orang melalui skema PSBB dan PPKM juga berkontribusi besar terhadap ambruknya trafik pesawat dan penumpang.

Sebagian bandara kelolaan PT Angkasa Pura II hanya melayani sekitar 10 persen saja penerbangan. Bahkan ada bandara, yang berhenti sama sekali melayani penerbangan yakni Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, dan Bandara Jenderal Besar Soedirman, Purbalingga.  

Di tengah realitas teramat berat itu, manajemen BUMN itu tampak berusaha keras agar pelayanan kepada pengguna jasa tetap terjaga dengan kualitas terbaik.

Banyak aksi korporasi digelorakan untuk memberi jaminan kepada pengguna jasa bahwa bandara kelolaannya bebas dari Covid-19. Dari disinfeksi, touchless layanan serta fasilitas publik hingga penyediaan fasilitas tes Covid-19.

Manajemen PT Angkasa Pura II juga mempertontonkan aksi membuka layanan vaksinasi di 18 bandara kelolaannya. Vaksinasi ini tidak hanya diperuntukkan bagi penumpang pesawat, tetapi juga seluruh SDM di bandara serta masyarakat umum.

Fasilitas vaksinasi itu bahkan dipermanenkan oleh anak buah Menteri Erick Thohir di perusahaan pelat merah tersebut. Tinggal jaminan ketersediaan vaksin saja fasilitas itu akan terus berfungsi dengan optimal.

BeritaTrans.com dan Aksi.id sempat mencoba fasilitas vaksinasi di salah satu bandara kelolaan PT Angkasa Pura II. Ternyata hanya membutuhkan waktu sekitar 10-15 menit dari pendaftaran hingga penyuntikan vaksin.

Sebanyak 50.000 calon penumpang divaksinasi pada periode 3-26 Juli 2021. Jumlahnya tentu akan terus berkembang. Memakai jumlah sementara itu saja bila disimulasikan berupa barisan peserta vaksinasi dengan jaga jarak satu meter maka tercipta barisan sepanjang 50 kilometer. Kira-kira barisannya sama dengan jarak Bekasi-Bandara Soekarno-Hatta.

Manajemen PT Angkasa Pura II juga merilis digitalisasi validasi dokumen kesehatan penumpang pesawat di bandara-bandara kelolaannya. Digitalisasi itu terintegrasi dengan aplikasi PeduliLindungi.

Integrasi digitalisasi validasi dokumen kesehatan dan penyediaan fasilitas vaksinasi dengan layanan cepat, nyaman dan tanpa kerumunan itu menjadi bagian dari tingginya kesadaran manajemen PT Angkasa Pura II bahwa sebagai perusahaan milik negara maka memiliki kewajiban untuk ikut bersama komponen bangsa lainnya dalam barisan garda terdepan membangun herd immunity. 

Diakui atau tidak, penyediaan fasilitas vaksinasi merupakan cost center dengan tanpa umpan balik berupa pendapatan kepada perusahaan. Dalam konteks iru kalkulasi untung rugi dikesampingkan oleh PT Angkasa Pura II, yang juga sebagai entitas bisnis. 

Penyediaan fasilitas vaksinasi itu juga melalui kecerdasan team work di bawah komando Muhammad Awaluddin untuk mengkolaborasikan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kementerian Kesehatan, TNI, Polri, Pemda serta maskapai penerbangan.

Bukan persoalan gampang dalam horison kolaborasi seperti itu, apalagi tidak ada spektrum ekonomisnya. Butuh usaha extraordinary dalam proses membangun kekuatan bersama untuk tujuan kemanusiaan.

Di tengah aksi menggenjot vaksinasi, manajemen PT Angkasa Pura II merilis kegiatan bantu isoman, yakni memberikan bantuan kepada warga yang menjalani isolasi mandri karena positif Covid-19.

Deretan kerja kemanusiaan seperti itu menjadi fakta penting diamalkannya Pancasila, amanah konstitusi, serta core value "AKHLAK," yang digelorakan Menteri BUMN Erick Thohir.

Mereka terlihat terang benderang dalam pijakan Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif.

Persoalannya sekarang adalah seberapa mulia akhlak kita untuk mengapresiasi kerja keras mereka. (Gus Awe).