Bocorkan Info Drone Militer Amerika, Mantan Penerbang Dipenjara

  • Oleh : Redaksi

Kamis, 29/Jul/2021 08:43 WIB
Seorang tentara Angkatan Udara AS melintas di depan pesawat nirawak MQ-9 Reaper yang baru saja tiba untuk meningkatkan serangan terhadap militan Taliban, di pangkalan udara Kandahar, Afghanistan, 23 Januari 2018. (Foto: Reuters/Omar Sobhani) Seorang tentara Angkatan Udara AS melintas di depan pesawat nirawak MQ-9 Reaper yang baru saja tiba untuk meningkatkan serangan terhadap militan Taliban, di pangkalan udara Kandahar, Afghanistan, 23 Januari 2018. (Foto: Reuters/Omar Sobhani)

Washington (BeritaTrans.com) - Seorang mantan analis intelijen Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) yang pernah membantu menemukan target serangan pesawat nirawak atau drone yang mematikan, dijatuhi hukuman 45 bulan penjara karena membocorkan rincian rahasia tentang program tersebut.

Kepada hakim federal, Daniel Hale, yang berusia 33 tahun, mengatakan ia membocorkan informasi kepada seorang jurnalis karena merasa bersalah telah ikut dalam program yang ia yakini telah dengan tanpa pandang bulu membunuh warga sipil di Afghanistan yang jauh dari medan perang.

"Membunuh itu salah," kata Hale dalam pernyataan di mana ia bertanggung jawab atas tindakannya. Ia juga memohon belas kasih. "Sangat salah membunuh orang tak berdaya," katanya.

Hakim Distrik Liam O'Grady mengatakan Hale memiliki cara lain untuk mengungkapkan keprihatinannya, tanpa membocorkan informasi kepada jurnalis. Supaya orang lain tidak melakukan hal yang sama, hakim menjatuhkan hukuman yang lebih keras daripada hukuman 12 hingga 18 bulan yang diminta pengacara Hale. Namun, hukuman itu jauh lebih ringan daripada masa hukuman yang lebih lama yang dituntut oleh jaksa.

Sidang penetapan hukuman itu adalah satu dari rangkaian kasus yang diajukan Departemen Kehakiman dalam beberapa tahun ini terhadap pejabat dan mantan pejabat pemerintah yang membocorkan informasi rahasia kepada wartawan.

Jaksa Agung Merrick Garland bulan ini mengumumkan pedoman baru yang melarang jaksa menyita catatan wartawan dalam penyelidikan kasus pembocoran rahasia, tetapi departemen itu tidak menunjukkan tanda-tanda akan mengurangi upaya mendakwa pejabat yang mereka ketahui telah membocorkan informasi keamanan nasional.

(sumber:voaindonesia.com)