AL Inggris Laporkan Pembajakan Kapal Tanker Aspal oleh Kelompok Bersenjata Iran

  • Oleh : Redaksi

Kamis, 05/Agu/2021 08:33 WIB
Foto: ilustrasi (AFP PHOTO) Foto: ilustrasi (AFP PHOTO)

FUJAIRAH (BeritaTrans.com) – Angkatan Laut Inggris menyatakan, para pembajak yang menduduki sebuah kapal tanker aspal di lepas pantai Uni Emirat Arab di Teluk Oman, telah meninggalkan kapal yang disasar pada Rabu (4/8/2021).

Rekaman lalu lintas radio pelayaran mengungkap, pembajakan itu dilakukan oleh sekelompok orang bersenjata Iran.

Baca Juga:
Kapal Tanker Dibajak Sekelompok Orang Bersenjata Tajam di Perairan Morosi Sultra

Melansir Associated Press pada Rabu (4/8/2021), malam sebelumnya, Operasi Perdagangan Maritim Angkatan Laut Inggris menggambarkan insiden itu sebagai “kemungkinan pembajakan”. Insiden yang dimulai secara misterius itu segera berakhir dengan misterius pula.

Petunjuk tentang apa yang terjadi di atas kapal tanker aspal berbendera Panama bernama "Asphalt Princess" itu mulai terungkap lewat rekaman radio maritim.

Baca Juga:
Kementerian Pertahanan Inggris: Kapal Dagang Israel Diserang di Lepas Pantai Oman

Rekaman itu berhasil didapatkan oleh perusahaan harga komoditas Argus Media. Dalam rekaman itu, seorang awak kapal terdengar menginformasikan penjaga pantai Emirat bahwa 5 – 6 orang Iran bersenjata telah naik ke kapal tanker itu.

“Orang-orang Iran telah naik ke kapal dengan amunisi,” kata seorang awak kapal. “Kami sekarang, hanyut. Kami tak bisa menginformasikan secara pasti waktu kedatangan kami di Sohar.”

Baca Juga:
Kapal Kargo Israel Diduga Diserang Iran saat Lintasi Teluk Oman

Sohar merupakan pelabuhan di Oman yang menurut data pelacakan kapal menjadi tujuan "Asphalt Princess". Tidak jelas apakah para awak kapal, yang diidentifikasi terdiri dari warga India dan Indonesia, berada dalam keadaan bahaya.

Pada Selasa (3/8/2021), patroli perdagangan maritim Angkatan Laut Inggris melaporkan adanya kemungkinan pembajakan di Teluk Oman. (Sumber: AP Graphic)

 

Otoritas setempat menyatakan, pada Selasa (3/8/2021) malam, para pembajak naik ke Asphalt Princess yang tengah berlayar di lepas pantai Fujairah.

Kantor berita resmi militer Oman telah menerima laporan bahwa Asphalt Princess telah dibajak, dan segera mengerahkan pesawat patroli maritim Angkatan Udara Kerajaan dan kapal angkatan laut “untuk berkontribusi mengamankan perairan internasional” itu.

Dalam rekaman lalu lintas radio, saat penjaga pantai UAE menanyakan pada awak kapal apa yang dilakukan orang-orang Iran bersenjata di atas kapal, awak kapal menjawab, “Saya tak bisa memahami (orang-orang Iran).” Lalu suara awak kapal terdengar teredam, sebelum mencoba menyerahkan radio ke orang lainnya. Panggilan itu lalu terputus.

Tanda-tanda adanya masalah mulai muncul malam itu saat 6 kapal tanker minyak di lepas pantai Fujairah mengumumkan pada sekitar waktu yang sama melalui pelacak Sistem Identifikasi Otomatis bahwa mereka “tidak di bawah komando”. Menurut MarineTraffic.com, ini berarti sebuah kapal kehilangan daya tenaga dan tak lagi bisa dikemudikan.

Data pelacakan satelit untuk Asphalt Princess menunjukkan, kapal itu berangsur menuju perairan Iran di lepas pelabuhan Jask pada Rabu (4/8/2021) pagi. Beberapa jam kemudian, kapal tanker itu berhenti dan mengubah arah menuju Oman, beberapa saat sebelum angkatan laut Inggris mengumumkan bahwa para pembajak telah pergi dan kapal kini “aman”.

Dalam foto yang diambil pada 14 Juni 2012 ini tampak sebuah kapal tanker tengah melintasi perairan Quebec City, Kanada. Kapal tanker ini kemudian menjadi kapal tanker aspal Asphalt Princess yang mengalami pemabajakan singkat di Teluk Oman pada Selasa (3/8/2021) malam. (Sumber: Steve Geronazzo via AP)

 

Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas pembajakan singkat itu. Insiden pembajakan itu kian menegaskan peningkatan tensi di perairan Timur Tengah seiring upaya Iran dan Amerika Serikat (AS) dalam mencari resolusi terkait perjanjian nuklir Teheran tahun 2015.

Menanggapi insiden itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh pada Selasa (3/8/2021) membantah adanya peran Iran dalam insiden itu. Ia menyebut serangan maritim di Teluk Persia itu sebagai “benar-benar mencurigakan”.

Dalam sebuah analisa, perusahaan intelijen maritim Dryad Global menggambarkan pendudukan Asphalt Princess sebagai respons terbaru Iran atas tekanan dari luar, konflik ekonomi dan keluhan lainnya.

“Iran secara konsisten telah menunjukkan bahwa dalam menggelar operasi semacam ini, semua diperhitungkan, baik dengan menargetkan kapal yang terkait sengketa langsung, dan (kapal-kapal) yang beroperasi dalam “wilayah abu-abu” legitimasi, yang mungkin terlibat dalam perdagangan ilegal,” papar Dryad Global.  

Selama beberapa tahun terakhir, tensi di perairan Teluk Persia kian panas. Pekan lalu, terjadi sebuah serangan drone pada sebuah kapal tanker minyak Israel di lepas pantai Oman yang menewaskan 2 awak kapal. Barat menuding Iran di balik serangan fatal pertama dalam perang bayangan selama bertahun-tahun yang menyasar kapal-kapal di perairanTimur Tengah. Iran membantah terlibat dalam serangan itu.

(lia/sumber:kompas.tv)