Progres Pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung Capai 77%

  • Oleh : Redaksi

Kamis, 26/Agu/2021 22:39 WIB
Ilustrasi replika Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Foto: medcom.id. Ilustrasi replika Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Foto: medcom.id.

BANDUNG (BeritaTrans.com) - Pihak PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mengeklaim progres pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) sudah mencapai 77,92 persen. Pada awal bulan ini, pembangunan terowongan tunnel 8 dan 10 juga sudah berhasil ditembus.

Sebagai informasi, terowongan 10 yang memiliki panjang 1.230 meter dan berlokasi di Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat berhasil ditembus pada 6 Agustus lalu. Sementara terowongan 8 yang panjangnya 2.190 meter di Desa Mandalasari, Kecamatan Cikalongwetan ditembus pada 8 Agustus 2021.

GM Corporate Secretary PT KCIC, Mirza Soraya mengatakan, pencapaian pembangunan kedua terowongan tersebut suatu hal yang luar biasa karena tekstur geografis di wilayah itu cukup tinggi.

"Dengan tembusnya terowongan 8 dan 10, artinya tinggal tiga lagi terowongan yang saat ini masih dalam proses penyelesaian untuk bisa tembus," kata Mirza, Rabu, 25 Agustus 2021.

Baca Juga:
Whoosh Angkut Lebih dari 200 Ribu Penumpang di Angkutan Lebaran Perdana 2024

Untuk mendukung pembangunan terowongan tersebut, PT KCIC mengerahkan teknologi canggih, salah satunya penggunaan mesin peluncur gelagar (Girder Launcher) berjenis Through-Tunnel Box Girder Erecting Machine yang bisa digunakan di dalam terowongan.

Dia menjelaskan, girder atau gelagar jembatan merupakan balok yang akan mendukung semua beban yang bekerja pada jembatan kemudian meneruskannya ke struktur bawah jembatan. Gelagar umumnya diletakkan memanjang di antara dua penyangga.

"Dalam proyek KCJB, peluncur gelagar berjenis Through-Tunnel Box Girder Erecting Machine memungkinkan operator mesin untuk menekuk sayap peluncur gelagar, sehingga mesin mudah dilepas-pasang, dan menjadikan peluncur gelagar lebih fleksibel," ungkapnya.

Pada proses pengerjaannya, ketika hendak melakukan pemasangan di terowongan, bagian railing dilepas terlebih dahulu. Kemudian sayap serta tiang penyangga peluncur gelagar ditekuk agar ukurannya bisa disesuaikan dengan luas terowongan. Setelah sampai di pintu masuk terowongan, bagian-bagian yang dilepas kemudian dipasangkan kembali.

Peluncur gelagar jenis ini, membuat pemasangan girder box di dalam terowongan pada trase KCJB lebih cepat dan efisien jika dibandingkan cara lama dengan memasang penyangga di bawahnya yang umum dilakukan dalam pembangunan jembatan tol.

"Terlebih, proyek KCJB memiliki 13 terowongan di sepanjang trase-nya. Disamping itu, penggunakan peluncur gelagar ini juga lebih ramah lalu lintas," ujarnya.

Biasanya, girder dibawa melalui jalan raya kemudian dinaikkan untuk dipasang. Namun dengan teknologi yang dimiliki alat tersebut, girder bisa langsung dinaikkan untuk kemudian dipasang sehingga proses pemasangan relatif tidak mengganggu arus lalu lintas di sekitarnya.

Disamping fiturnya yang lebih fleksibel, peluncur gelagar jenis ini memiliki dimensi yang kompatibel dan mampu menyesuaikan dengan ukuran terowongan. Hal ini membuat pengerjaan konstruksi khususnya pemasangan box gelagar menjadi lebih efektif dan efisien.

"Pada proyek ini, terdapat beberapa teknologi baru yang digunakan di dunia konstruksi Indonesia. Hal ini menjadi kesempatan bagi tenaga kerja Indonesia untuk mempelajari hal baru di bidang konstruksi karena kami juga melakukan transfer pengetahuan dari tenaga ahli Tiongkok kepada tenaga lokal Indonesia," jelasnya.

Sejalan dengan penyelesaian pembangunan terowongan, lanjut Mirza, PT KCIC juga tengah menyelesaikan pembangunan stasiun dan konstruksi lainnya. 

"Pada akhir Juli lalu, kita telah melakukan penutupan atap (topping off) Stasiun Halim. Harapan kami proyek ini bisa selesai tepat waktu dan bisa dioperasikan di akhir tahun 2022," paparnya. (dn/sumber: medcom.id)

Baca Juga:
Hujan Angin di Stasiun Tegalluar Sebabkan Cipratan Air Masuk ke Pintu Kereta Whoosh saat Penumpang Naik