Tragedi Pesawat Boeing 747 Korean Air Lines Ditembak Jatuh Jet Tempur Sukhoi, 269 Orang Tewas

  • Oleh : Redaksi

Senin, 13/Sep/2021 06:00 WIB


JAKARTA (BeritaTrans.com)  - Pesawat Korean Air Lines KE-007 jatuh di Laut Jepang, dekat Pulau Shakalin, Rusia pada 1 September 1983 atau 38 tahun lalu. 

Pesawat jatuh setelah ditembak oleh pesawat Sukhoi Su-15 milik Uni Soviet karena dinilai memasuki wilayah udara Rusia. 

Baca Juga:
Ekstrem, Atraksi 2 Pilot Bertukar Pesawat di Udara Berujung Kecelakaan, Satu Pesawat Menukik Jatuh

Akibat kejadian tersebut, sebanyak 269 penumpang dan awak pesawat meninggal dunia. 

Insiden tersebut juga meningkatkan ketegangan antara Uni Soviet dan Amerika Serikat yang saat itu mengalami perang dingin. 

Baca Juga:
Pesawat Tabrak Truk, Pilot Hilang Nyawa

Kronologi kejadian

Baca Juga:
Ketika Pesawat British Airways dan Inex Adria Bertabrakan di Ketinggian 10.058 Meter, 176 Orang Tewas

Melansir History, pada 1 September 1983, Korean Airlines (KAL) penerbangan 007 berada pada penerbangan terakhir dari New York City, AS ke Seoul, Korea Selatan dengan persinggahan di Anchorage, Alaska.

Seperti dikutip dari Britannica, mereka singgah di Alaska untuk mengisi bahan bakar dan kemudian berangkat pada 31 Agustus pukul 04.00 waktu setempat.

Tak lama kemudian pesawat melintasi International Date Line (Garis Waktu Internasional), dan hari berubah menjadi 1 September.

Namun di tengah perjalanan, pesawat mulai berbelok jauh dari jalur normal dan menyimpang ke utara.

Pesawat lalu memasuki wilayah udara Rusia dan melintasi Semenanjung Kamchatka. Lokasi tersebut adalah wilayah instalasi militer rahasia Soviet. Setelah sekitar tiga jam penerbangan, pesawat itu muncul di radar Rusia.

Ditembak jatuh setelah tembakan peringatan

Pada saat kejadian, sebuah pesawat Angkatan Udara AS, Boeing 707, sedang dalam misi pengintaian di dekatnya, mencoba untuk memantau pengujian rudal Soviet di Semenanjung Kamchatka.

Pesawat itu sedang dilacak militer Soviet, akan tetapi Soviet salah mengidentifikasi pesawat, sehingga justru mengejar pesawat penumpang Korea Selatan.

Pesawat Korean Airlines sempat keluar ke perairan internasional, tapi kemudian masuk lagi ke Soviet saat melewati Pulau Sakhalin. Kali ini jet tempur Soviet mulai membuntuti pesawat Korea Selatan.

Seorang pilot Soviet mencatat bahwa lampu navigasi dan lampu sorot pesawat berkedip, yang menunjukkan bahwa itu bukan pesawat mata-mata.

Pilot Soviet diduga melepaskan tembakan peringatan, tetapi tidak terlihat oleh pilot pesawat sipil tersebut.

Kontak dengan menara kontrol Jepang
Pada saat itu pesawat Korean Airlines telah menerima izin dari kontrol lalu lintas udara Tokyo, Jepang untuk meningkatkan ketinggiannya, dan pesawat melambat saat penyesuaian penerbangan dilakukan.

Namun, bagi Soviet pesawat dianggap melakukan manuver mengelak. Pesawat dengan cepat mendekati wilayah udara internasional. Sebuah pesawat Soviet menembakkan dua rudal udara-ke-udara.

Setelah tertembak, pesawat masih terus terbang (perkiraan bervariasi dari 90 detik hingga 12 menit) sebelum menabrak Laut Jepang (Laut Timur) sekitar 30 mil (48 km) dari Pulau Sakhalin.

Hasil penyelidikan

Dikutip dari Harian Kompas 19 Desember 1983, team ahli ICAO (International Civil Aviation Organisation), badan penyidik khusus PBB, sampai pada kesimpulan bahwa penyimpangan pesawat Korean Airlines KE 007 dari rutenya, disebabkan karena awak pesawat kurang perhatian dan kurang waspada.

Laporan ICAO setelah penyelidikan selama dua bulan lebih itu menyebut, tidak melihat bukti-bukti bahwa penyimpangan tersebut disengaja.

Disebutan, ada kesalahan menyetel koordinat garis lintang posisi pesawat sejak meninggalkan Anchorage.

Kemungkinan kedua, KE 007 terbang dengan arah konstan sehingga lalai memonitor INS.

Di sisi lain, konsentrasi awak yang menurun akibat kelelahan, yang biasa terjadi dalam penerbangan panjang dalam kegelapan malam.

Kecelakaan umumnya terjadi sebagai akibat dari akumulasi kesalahan-kesalahan kecil yang tidak segera disadari.

Dalam kejadian seperti itu awak harus segera mengambil tindakan cepat untuk mengatasi situasi. Secara refleks awak akan bekerja karena ini menyangkut reputasi dan tanggungjawab. Ini juga yang dilakukan awak KE 007.

Tanggapan atas ditembaknya pesawat
Melansir History, dalam pernyataan publik pertamanya mengenai insiden September 1983, pemerintah Soviet hanya mencatat bahwa sebuah pesawat tak dikenal telah ditembak jatuh di atas wilayah Rusia.

Pemerintah Amerika Serikat bereaksi terhadap bencana tersebut. Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa Soviet tahu pesawat itu adalah pesawat penumpang sipil tak bersenjata.

Lima hari setelah insiden itu, pihak Soviet mengakui bahwa pesawat itu memang pesawat penumpang, tetapi pilot Soviet tidak mengetahui hal ini.

Seorang pejabat tinggi militer Soviet menyatakan bahwa penerbangan KAL telah terlibat dalam kegiatan spionase.

Pemerintahan Reagan menanggapi dengan menangguhkan semua layanan penerbangan penumpang Soviet ke Amerika Serikat, dan membatalkan beberapa perjanjian yang sedang dinegosiasikan dengan Soviet.

Sumber: kompas.com