Bos Huawei Meng Wanzhou yang Dibebaskan Kanada Tiba di China: Akhirnya Saya Pulang!

  • Oleh : Redaksi

Senin, 27/Sep/2021 18:17 WIB
Meng Wanzhou melambaikan tangan kepada pendukungnya di Bandara Shenzen. Foto: bbcindonesia.com. Meng Wanzhou melambaikan tangan kepada pendukungnya di Bandara Shenzen. Foto: bbcindonesia.com.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Eksekutif teknologi Huawei yang baru saja dibebaskan Kanada setelah ditahan selama tiga tahun telah tiba di rumah. Ini sekaligus mengakhiri ketegangan antara China dengan Barat.

Meng Wanzhou terbang ke Shenzhen pada Sabtu malam, hanya beberapa jam setelah dua warga Kanada yang dibebaskan oleh China kembali ke negaranya.

Baca Juga:
Pameran Dagang B2B China Homelife Indonesia ke-5 Kembali Digelar di Jakarta

Pada 2018, China menuduh Michael Sparov dan Michael Kovrig melakukan kegiatan mata-mata, namun menyangkal bahwa penahanan keduanya adalah aksi balasan atas penahanan Meng.

Pertukaran tahanan ini juga mengakhiri ketegangan diplomatik yang melanda Beijing dengan Barat.

Baca Juga:
Rusia Sebut Satelit Komersial Sah-sah Saja Ditembak saat Perang

Spavor dan Kovrig mendarat di Calgary, Kanada, pada sekitar pukul 06.00 pagi waktu setempat dan disambut oleh Perdana Menteri Justin Trudeau.

Beberapa jam setelahnya, Meng mendarat di Shenzen, China, dan disambut dengan tepuk tangan dari orang-orang yang berkumpul di bandara.

Baca Juga:
China Miliki 1,96 Juta BTS Jaringan 5G di 300 Kota, Percepat Informasi dan Majukan UKM

"Saya akhirnya pulang!" kata Meng, seperti dikutip dari Global Times, tabloid di China yang dimiliki oleh Partai Komunis yang berkuasa.

"Di mana ada bendera China, di sana ada keyakinan," Meng menambahkan. "Jika keyakinan memiliki warna, itu pasti merahnya China."

Meng ditahan atas tuduhan AS, namun kemudian dibebaskan setelah kesepakatan yang dibuat antara jaksa penuntut Kanada dan AS.

Meng Wanzhou, berstatus tahanan rumah di kediamannya di Vancouver yang bernilai jutaan dollar, selama hampir tiga tahun. 

"Hidup saya telah dijungkirbalikkan. Masa-masa itu sungguh mengganggu buat saya," kata Meng kepada wartawan setelah dibebaskan Kanada.

"Semua ada hikmahnya. Saya tidak akan lupa semua doa yang saya terima dari orang-orang di seluruh dunia," lanjutnya.

Tak seberapa lama kemudian dia menumpang pesawat maskapai Air China menuju Kota Shenzhen, seperti dilaporkan AFP.

Beberapa jam selanjutnya, dua warga Kanada bernama Michael Spavor dan Michael Kovrig dibebaskan pemerintah China dan segera menuju Kanada.

Kesepakatan apa yang dicapai antara AS dan China?

Syarat-syarat pembebasan Meng Wanzhou dilaporkan dinegosiasikan secara alot antara para diplomat AS dan China.

Kesepakatan akhirnya tercapai dengan syarat Meng dapat secara formal membantah sejumlah tuduhan utama yang disampaikan AS, dan mengakui tuduhan lainnya. Meng, misalnya, mengaku secara sengaja membuat pernyataan palsu untuk HSBC.

AS menuduh Meng mengelabui bank HSBC mengenai niatan Huawei dalam menjalin hubungan dengan perusahaan bernama Skycom sehingga bank tersebut berisiko melanggar sanksi-sanksi AS terhadap Iran.

Departemen Kehakiman menyebut Meng telah "memikul tanggung jawab atas peran utama dalam membuat siasat untuk mengelabui sebuah institusi keuangan global".

Melalui kesepakatan pembebasan itu pula, Departemen Kehakiman AS menangguhkan proses penuntutan terhadap Meng sampai Desember 2022. Jika dia mematuhi persyaratan yang ditetapkan pengadilan, kasus ini akan digugurkan.

Setelah kesepakatan itu tercapai, pihak kejaksaan mengatakan kepada pengadilan bahwa mereka menggugurkan upaya untuk mengekstradisi Meng ke AS dan pengadilan sebaiknya membebaskan dia.

Di pengadilan, hakim kemudian membebaskan Meng.

Siapa Meng Wanzhou?

Meng Wanzhou adalah putri miliuner China, Ren Zhengfei. Ren pernah menjadi personel militer China selama sembilan tahun sampai 1983. Dia juga adalah anggota Partai Komunis China.

Pada 1987 , Ren mendirikan Huawei. Kini perusahaan itu merupakan pembuat peralatan telekomunikasi terbesar di dunia.

Akhir-akhir ini Huawei dituduh berkongkalikong dengan pemerintah China sehingga aparat Tiongkok bisa memakai peralatan Huawei untuk kepentingan spionase. Tuduhan itu telah dibantah Huawei.

Pada 2019, AS menerapkan sejumlah sanksi terhadap Huawei dan menempatkan perusahaan itu pada daftar hitam sehingga Huawei tidak mendapat berbagai teknologi utama.

Inggris, Swedia, Australia, dan Jepang juga melarang Huawei, sedangkan negara lain seperti Prancis dan India memberlakukan langkah-langkah yang mempersulit gerak perusahaan tersebut.

Bagaimana nasib dua warga Kanada?

Dua warga Kanada bernama Michael Spavor dan Michael Kovrig, yang dibebaskan pemerintah China, berulang kali menegaskan bahwa mereka tidak bersalah.

Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengatakan kedua pria itu telah merasakan "pengalaman yang luar biasa sulit".

"Berita baik buat kita semua ketika mereka menuju rumah untuk berjumpa keluarga masing-masing. Selama 1.000 hari terakhir, mereka menunjukkan kekuatan, ketabahan, ketangguhan, dan keeleganan."

Kovrig adalah mantan diplomat yang diperkerjakan oleh International Crisis Group, sebuah lembaga kajian yang berbasis di Brussel.

Spavor adalah salah satu pendiri organisasi yang memfasilitasi bisnis internasional dan hubungan budaya dengan Korea Utara.

Pada Agustus, pebgadilan China menjatuhkan hukuman 11 tahun penjara terhadap Spavor atas tuduhan mata-mata. Kasus Kovrig belum aa putusan.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengatakan AS "puas" oleh aksi China. Dia menambahkan, kedua pria itu telah tersiksa akibat "penahanan arbitrase selama lebih dari 2,5 tahun". (dn/sumber: bbcindonesia.com)