Antrean Mengular di Stasiun Bojong Gede, Penumpang Banyak Tak Sabar Ingin Segera Masuk

  • Oleh : Naomy

Selasa, 28/Sep/2021 08:21 WIB
Penumpang KRL  di kereta perempuan Penumpang KRL di kereta perempuan


BOGOR (BeritaTrans.com) - Antrean mengular di pintu masuk Stasun Bojong Gede, pagi ini (28/9/2021).

Ratusan calon penumpang berbaris di area pintu masuk utara dan selatan. Petugas sesekali menginformasikan pentingnya menjaga jarak di masa pandemi Covid-19.

Baca Juga:
KAI: Stasiun Tanah Abang Disiapkan Layani 300 Ribu Penumpang per Hari

Barisan dibagi dua, untuk jurusan akhir Jakarta Kota dan Tanahabang-Jatinegara. Antrean masuk disesuaikan dengan KRL yang akan masuk.

Namun sempat terjadi adu mulut penumpang yang gerah karena barisannya yang tujuan Tanahabang, tak kunjung diberi kesempatan masuk peron.

Baca Juga:
Imbauan Keselamatan Usai Insiden KRL di Tangerang, KAI Ajak Masyarakat Taat Rambu di Perlintasan Sebidang

Faktanya beberapa kalangan KRL yang masuk memang jurusan akhir Jakarta Kota.

Kontan saja sempat terjadi sahut menyahut dan penumpang ada yang berteriak agar dibiarkan masuk saja antara barisan tujuan Jakarta dan Tanahabang.

Baca Juga:
KAI Commuter Tambah Perjalanan Hingga Pukul 01.00 WIB Sambut Puncak HUT Jakarta

Maklum saja, mungkin penumpang sebenarnya hanya butuh naik KRL tak sampai Jakarta atau Tanahabang atau maksimal Manggarai. Sementara pembagian antrean hanya untuk dua rute akhir di atas.

Setelah petugas berkomunikasi melalui HT dengan lainnya, akhirnya akses masuk penumpang dibuka untuk semua jurusan.

Ayu yang biasa naik KRL pukul 08.00 mengaku hari ini memang lebih padat dibandingkan kemarin.

"Kemarin antrenya tidak sepanjang hari ini, pantas saja ada penumpang yang protes ingin segera masuk peron," tuturnya.

Usai akses pintu dipersilahkan dibuka semua, penumpang pun akhirnya masuk peron. Sebagian menunggu KRL tujuan akhir Tanabang-Jatinegara, lainnya langsung masuk KRL karena bersamaan dengan ketibaan KRL tujuan akhir Jakarta.

Di dalam rangkaian, jumlah penumpang ramai namun masih bisa tercipta jaga jarak satu sama lainnya. 

Saat memasuki Stasiun Depok, jumlah penumpang di kereta khusus perempuan, yang naik hanya hitungan jari tangan saja. (omy)