Lagi-lagi, Pengurus Tiket dan Pengemudi Bus AntarKota Keberatan Wacana Wajib Tes PCR: Mayoritas Penumpang Pedagang

  • Oleh : Bondan

Sabtu, 30/Okt/2021 15:03 WIB
Bus Lantra Jaya di Terminal Bekasi, Sabtu (30/10/2021). Foto: BeritaTrans.com. Bus Lantra Jaya di Terminal Bekasi, Sabtu (30/10/2021). Foto: BeritaTrans.com.

BEKASI (BeritaTrans.com) - Wacana Pemerintah mewajibkan test PCR, untuk bagi seluruh moda transportasi darat, terutama pada moda transportasi bus antarkota. Sejumlah pengurus tiket dan pengemudi bus merasa keberatan, terutama untuk bus lintas Sumatera.

Hal itu diungkapkan salah satu pengurus gerai tiket dan pengemudi bus lintas Sumatera dari perusahaan otobus (PO) Lantra Jaya.

Baca Juga:
Rencana Kenaikan Tarif Ojol dan Pengurangan Potongan Aplikator masih Dikaji Kemenhub

"Yang pasti sebagai pengurus bus kita keberatan soal rencana wajib PCR bagi prnumpang bus. Nggak ada swab PCR, cuma antigen saja sudah sepi. Apalagi kalau itu sampai diberlakukan, nggak tahu nanti gimana ini penumpang. Ini saja sudah beberapa hari di Terminal Bekasi sepi dari penumpang, cuma 4-6 orang doang, nggak sampai 10 orang. Gimana pakai swab PCR kaya kuburan kali, nggak ada penumpang," ujar Yanti pengurus tiket bus Lantra Jaya kepada BeritaTrans.com.

Lanjut Yanti, penerapan wajib PCR kepada penumpang bus antarkota dirasa tidak masuk akal. Karena harga tiket perjalanan menggunakan bus saat ini sudah murah.

Baca Juga:
Terapkan Zero ODOL, Asosiasi Bilang Perlu Lakukan Ini

"Masa iya harga swab PCR dibawah hargar tiket ataupun sama dengan harga tiket bus. Kaya Lantra Jaya ini tarif Rp320 ribu, harga swab PCR non Jawa-Bali Rp300 ribu, masa iya sama dengan tarif tiket. Apalagi penumpang-penumpang kita mayoritas itu pedagang, bukan pekerja kantoran," tambahnya.

Sementara, Mulawarman, salah satu pengemudi bus Lantra Jaya juga merasa keberatan dengan rencana Pemerintah mewajibkan swab PCR bagi penumpang bus antarkota.

Baca Juga:
DAMRI Hadirkan Fitur Pink Zone di DAMRI Apps, Solusi Nyaman dan Aman untuk Pelanggan Perempuan

"Dari sisi harga swab PCR yang non Jawa-Bali masa iya sama kaya tarif tiket bus kita. Kita dan penumpang juga sudah berat ada tes antigen di Pelabuhan Bakauheni yang cuma Rp100 ribu, apalagi yang swab PCR harga Rp300 ribu, makin berat buat mereka. Itu tadi yang dijelaskan sama bu Yanti, mayoritas penumpang bus antarkota lintas Sumatera atau penumpang kita pedagang. Penghasilan mereka seberapa sih? dibandingkan orang-orang yang punya pekerjaan dengan penghasilan bulanan. Ya pasti beratlah buat mereka. Kalau kaya gitu kita jadi sepi penumpang, penumpang sepi kita mau kasih makan keluarga apa?. Jadi tolonglah untuk Pemerintah janganlah swab PCR ke bus antarkota," ucap Mulawarman.

Pengamatan BeritaTrans.com selama seminggu di Terminal Bekasi, memang sepi dari hilir mudik calon penumpang bus antarkota terutama untuk lintas Sumatera. Yang biasanya dari pagi menjelang siang maupun sore hari sebelum ada wacana tersebut selalu ramai calon penumpang di setiap gerai tiket bus lintas Sumatera. (Dan)