Pengemudi Bus Putri Candi Ini Lebih Pilih Rawat Ibu: Gagal Tentara, jadi Pilot Bus Saja

  • Oleh : Bondan

Kamis, 11/Nov/2021 17:11 WIB
Bus Putri Candi tujuan Rawajitu-Bekasi di Terminal Bekasi, Kamis (11/11/2021). Foto: BeritaTrans.com. Bus Putri Candi tujuan Rawajitu-Bekasi di Terminal Bekasi, Kamis (11/11/2021). Foto: BeritaTrans.com.

BEKASI (BeritaTrans.com) - Sungguh mulia, hati salah satu pengemudi bus antarkota dari perusahaan otobus (PO) Putri Candi.

Arif (45) Pilot bus Putri Candi tujuan Rawajitu-Bekasi. Foto: BeritaTrans.com.

Baca Juga:
Terminal Bekasi Ramai Dipadati Penumpang Akhir Tahun

Arif (45) asal Surabaya, Jawa Timur yang telah lama tinggal di Rawajitu, Lampung ini sungguh berhati mulia. Sebab, dirinya lebih memilih gagal dalam cita-citanya menjadi anggota TNI AL dan AU untuk merawat dan menjaga sang ibu.

"Cita-cita saya dulu sebenarnya ingin jadi TNI AL sama AU. Lulus sekolah saya sudah daftar di TNI AL Surabaya. Tapi pas waktu itu ibu mulai sakit-sakitan akhirnya saya yang mengalah nggak jadi anggota TNI buat merawat ibu. Kebetulan saya anak paling kecil juga," kata Arif kepada BeritaTrans.com di Terminal Bekasi, Kamis (11/11/2021).

Baca Juga:
Ramai Pemudik, Tiket Bus Beberapa PO di Terminal Bekasi Sudah Habis

Lanjutnya, saat dirinya tengah memperbaiki wiper bus yang dikendarainya, dari 3 saudara laki-lakinya yang menjadi anggota TNI hanya dirinya saja yang tak menjadi anggota TNI dari keseluruhan kakak-kakaknya.

"Saya 8 bersaudara, cuma saya yang nggak jadi TNI yang laki-lakinya. Ketiga kakak saya yang laki semuanya sudah jadi di TNI. Dua di TNI AL Surabaya dan satu di TNI AD Kopasus Cijantung. Kalau yang empat perempuan semua nggak ada yang jadi anggota TNI. Cuma saya yang laki-laki nggak jadi, saya lebih pilih merawat ibu saja. Karena orang tua lebih penting. Padahal almarhum bapak saya kebetulan purnawirawan TNI, yang anak laki-lakinya kepingin semuanya masuk TNI," lanjutnya.

Baca Juga:
Terminal Bekasi Membludak saat Momen Libur Sekolah dan Idul Adha

Saat sang ibu mulai dirasa sudah bisa ditinggal, dirinya pun mendapatkan tawaran dari sang paman yang bekerja sebagai TNI AU.

"Paman saya sempat nawarin masuk ke TNI AU. Tapi ya itu nilai hitung-hitungannya kaya matematika dan fisikanya minimal harus delapan. Nggak lulus jadinya karena nilai saya jeblok. Nah pas itu saya gagal jadi TNI AU kebetulan ibu sakit lagi. Mungkin Allah nyuruh saya buat jaga ibu saja. Mungkin bukan jalannya saya buat jadi TNI. Ya walaupun gagal jadi Pilot pesawat Tempur, sekarang juga sudah jadi Pilot tapi Pilot bus," tutup Arif sambil tertawa. (Dan)