Oleh : Redaksi
JAKARTA (BeritaTrans.com) - Potensi terjadinya market shock pada sektor otomotif di dalam negeri usai habis masa berlaku pajak penjualan atas barang mewah yang ditanggung pemerintah (PPnBM) tahun depan jadi perhatian tersendiri.
Pasalnya, berkat insentif itu harga berbagai mobil yang telah diproduksi di Indonesia mengalami penurunan sampai Rp 30 jutaan. Sehingga, daya beli masyarakat di tengah pandemi secara perlahan kembali terangsang.
Baca Juga:
40 Jam Pegang Motor, Maurice Bawa Pulang PCX Lewat "FIFGROUP Pegang Asyik" di IMOS 2024
Lebih jauh, laju industri otomotif pun mampu mengalami akselerasi positif sampai di level 68 persen dari taun sebelumnya. Adapun tahun lalu, total penjualan mobil turun hingga 50 persen dibandingkan pencapaian 2019.
"Untuk insentif PPnBM di tahun depan kita evaluasi dari sekarang. Market shock itu harus kita pikirkan bersama," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di ICE BSD, Tangerang, Jumat (19/11/2021).
Menurut Agus, dalam upaya menekan lonjakkan pasar usai PPnBM-DTPharus dipikirkan bersama. Tidak hanya pemerintah saja, tapi juga asosiasi, para pelaku bisnis, dan pihak lain yang berkaitan.
Jangan sampai performa industri otomotif nasional yang sedang menuju tahap pemulihan terhambat atau bahkan lesu kembali.
Baca Juga:
Astra Financial Kembali Menjadi Sponsor Platinum GIIAS 2023
"Ini harus ada kontribusi dari produsen, diler, untuk mengurangi profit. Jadi harus ada program-program diskon yang bisa mengurangi atau mencegah adanya market shock," kata dia.
"Kita sudah bicarakan juga dengan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Mengenai rincian atau instrumennya (apakah melalui PPnBM lagi), sedang dibahas," tambah Agus.
Dalam kesempatan sama, ia pun menyinggung soal pameran GIIAS 2021 yang sedang berjalan sampai 21 November 2021 mendatang. Menurut dia, pameran merupakan salah satu upaya untuk menggairahkan pasar.
Memang, penjualan bukan menjadi sasaran utama melainkan kepastian di pasar bahwa pandemi Covid-19 bukan lagi hal yang harus ditakut. Serta, memberi pandangan positif ke para pelaku bisnis menenai kondisi Indonesia.
"Nanti awal tahun depan itu juga ada Jakarta Auto Week. Itu nanti juga sudah ada komitmen dari produsen dan diler untuk memberikan diskon besar-besaran agar market tetap terjaga," ujar dia. (dn/sumber: kompas.com)