Amerika Perkuat Fasilitas Militer di Australia untuk Bendung Kekuatan China di Indo Fasifik

  • Oleh : Redaksi

Rabu, 01/Des/2021 00:01 WIB


Amerika Serikat akan memperbaiki fasilitas pertahanan yang berada di Australia dalam usaha untuk bersaing dengan China di kawasan Indo Pasifik.

Baca Juga:
Filipina dan Amerika Latihan Perang di Laut China Selatan, Libatkan 8.900 Tentara

  • Amerika Serikat akan mengurangi tentara di kawasan lain untuk memperkuat kawasan Asia Pasifik 
  • Militer AS akan memperbaiki fasilitas di Australia untuk menandingi kekuatan China
  • Australia menandatangani pakta AUKUS untuk meningkatkan kerjasama intelejen dan teknologi dengan AS dan Inggris

Rencana ini tertuang dalam laporan terbaru Departemen Pertahanan Amerika Serikat, meski hanya sedikit rincian yang diberikan untuk diketahui publik.

Sebagian dari dokumen tersebut yang dibuat di bawah Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Lloyd Austin, dan akan bersifat untuk kalangan internal saja.

Baca Juga:
Amerika Buru-Buru Cari Pesawat Tempur F-35 yang Jatuh, Khawatir Ditemukan China

"Di Australia, akan ada rotasi baru pesawat tempur dan armada pengebom, juga adakan ada latihan bagi pasukan darat dan peningkatan kerja sama logistik," kata Menteri Muda Pertahanan Amerika Serikat, Mara Karlin kepada wartawan.

"Lebih luas lagi di kawasan Indo-Pasifik, akan ada perbaikan infrastruktur di Guam,  Commonwealth of the Northern Mariana Islands dan Australia."

Baca Juga:
Adu Jago di Laut China Selatan

Dr Karlin menambahkan kawasan Indo Pasifik akan menjadi fokus utama bagi kajian militer Amerika Serikat, karena ditegaskan Menhan Llyod bahwa "China akan mendapat saingan" di kawasan tersebut.

Two fighter jets fly overhead of the photographer, their silhouettes set in a blue sky.Lebih banyak pesawat tempur AS akan ditempatkan di Australia guna mengantisipasi konflik di kawasan.(Department of Defence)

Dr Karlin mengatakan perbaikan fasilitas militer di Australia diharapkan terjadi dalam beberapa tahun mendatang, termasuk fasilitas logistik, penyimpanan bahan bakar, penyimpanan amunisi dan perbaikan landasan udara.

Kajian terbaru itu juga memberi arahan kepada Departemen Pertahanan Amerika Serikat untuk memberikan fokus lebih besar ke kawasan Asia Pasifik dengan "mengurangi jumlah pasukan dan peralatan di bagian dunia lainnya", sehingga memungkinkan kesiapan untuk melakukan pertempuran dan peningkatan aktivitas di kawasan Indo Pasifik.

Banyak rincian mengenai pemindahan posisi kekuatan militer bersifat rahasia dan yang lainnya sudah pernah diumumkan sebelumnya.

Namun dalam kajian ini tidak ada perubahan penempatan besar-besaran di saat langkah Amerika Serikat semakin besar untuk menandingi China, serta menangkal Rusia dan memerangi terorisme di kawasan Timur Tengah dan Afrika.

Para analis di bidang pertahanan mengatakan tidak adanya perubahan besar-besaran dalam penempatan pasukan di Asia menunjukkan tantangan yang dihadapi oleh Amerika Serikat dalam menyeimbangkan kekuatan demi menantang China dan dalam waktu bersamaan mencoba mempertahankan komitmen global lainnya.

Beberapa bulan lalu ABC melaporkan pejabat militer AS dan Australia sudah mendiskusikan memperluas kerja sama militer, termasuk usulan pembentukan brigade pelatihan bersama antara marinir AS dengan angkatan bersenjata Australia (ADF) yang bermarkas di kota Darwin.

Australia baru-baru ini menandatangani kerja sama militer dengan Amerika Serikat dan Inggris yang dikenal dengan nama AUKUS guna meningkatan kerjasama intelejen dan teknologi antara ketiga negara tersebut.

ABC sudah menghubungi Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton untuk memberikan komentar mengenai kajian terbaru Pentagon.

Sumber: abc.net.au