Jerman Kirim Kapal Perang ke Laut China Selatan, Ada Apa?

  • Oleh : Dirham

Kamis, 16/Des/2021 10:47 WIB
USS John S. McCain, JS Ōnami, HMAS Ballarat melakukan operasi terpadu, kelompok berlayar mengikuti latihan Malabar. USS John S. McCain, JS Ōnami, HMAS Ballarat melakukan operasi terpadu, kelompok berlayar mengikuti latihan Malabar.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Kapal Perang Jerman, Fraget Bayern, berlayar ke Laut China Selatan (LCS) Rabu (15/12/2021). Ini merupakan pertama kalinya dalam 20 tahun.

Berlin bergabung dengan Amerika Serikat (AS) dan sekutu melawan kehadiran militer China di kawasan ini. China mengklaim 90% LCS dengan konsep sembilan garis putus-putus yang membuatnya bersengketa dengan sejumlah negara ASEAN.

Baca Juga:
Jerman Bakal Kirim Kapal Perang ke Laut China Selatan

"Kapal perang Jerman dijadwalkan akan transit di Singapura dalam beberapa hari," kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Jerman, dikutip Reuters.

Fregat Bayern akan melewati rute internasional. Namun tidak berlayar melalui Selat Taiwan, area konflik China yang lain dengan Barat.

Jerman dikatakan ingin mempertegas fakta bahwa negara itu tak menerima klaim teritori China di laut kaya minyak dan gas alam itu. Hal sama juga telah dilakukan sekutu AS lain, yakni Inggris, Prancis, Jepang, Australia dan Selandia Baru.

Sebelumnya, Badan Informasi Energi AS memperkirakan LCS menyimpan sekitar 14 triliun barel gas alam dan 16 hingga 33 miliar barel minyak dalam cadangan yang terbukti ada. Sebagian besar sumber daya alam ini terletak di sepanjang margin LCS, bukannya di bawah pulau dan terumbu karang yang telah lama disengketakan.

Council for Foreign Relations (CFR) menyatakan di LCS ada sekitar 900 triliun kaki kubik gas alam. Ada sumber lain dari American Security Project menyebutkan bahwa cadangan gas di LCS mencapai 266 triliun kaki kubik dan menyumbang 60% - 70% dari total cadangan hidrokarbon teritori tersebut.

AS sender tengah melakukan safari ke ASEAN. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, baru saja mengunjungi RI dan kini di Malaysia. (ds/sumber CNBC News Indonesia)