Baca Juga:
Menhub Temui MILT dan JICA, Bahas Perkembangan Sejumlah Infrastruktur Transportasi dengan Jepang

SOLO (BeritaTrans.com) – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sahkan dimulainya pembangunan rel ganda kereta api Solo - Semarang fase 1 segmen Solo Balapan - Kalioso sepanjang 10 kilometer spoor (Km'sp).

Sekitar 1,8 Km'sp nya akan dibangun secara layang (elevated) yang bakal jadi rel layang terpanjang di Indonesia.

Baca Juga:
Hari Kedua Kunker Menhub di Jepang, Siap Fasilitasi Investasi TOD MRT Jakarta

"Pembangunan ini diharapkan dapat mengatasi kemacetan di perlintasan sebidang Simpang Joglo, Solo," ujar Menhub di Solo, Sabtu (8/1/2022). 

Sebagai tanda dimulainya pekerjaan, Menhub bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka, dan Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian, hadir langsung ke Simpang Joglo untuk melakukan Ground Breaking Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api Solo Balapan – Kalioso dan Rekayasa Lalu Lintas di Simpang Joglo Kota Surakarta.

Baca Juga:
Menhub Temui Sejumlah Pihak di Jepang, Bahas Kerja Sama Transportasi

Kemenhub bersama Kementerian PUPR, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dan Pemerintah Kota Surakarta, bersinergi melakukan penataan perlintasan sebidang kereta api di Simpang Joglo, Solo, Jateng.

Adapun penataan yang dilakukan pertama, pembangunan rel ganda kereta api elevated (layang) sepanjang 1,8 Km'sp yang dikerjakan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub. 

Desain konstruksi jembatan rel layang mengadopsi kearifan lokal yang ada kota Solo yaitu Batik Sidomukti, Pasar Klewer dan Keraton.

Proyek rel ganda KA Solo Balapan - Kalioso sepanjang 10 Km'sp, dibangun dengan biaya sekitar Rp920 miliar yang berasal dari rupiah murni dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). 

"Ditargetkan, pembangunannya selesai pada akhir tahun 2023,' ungkap Menhub.

Kedua, pembangunan underpass jalan nasional yang menghubungkan antara Jalan Ki Mangunsarkoro dan Jalan Sumpah Pemuda yang dikerjakan oleh Kementerian PUPR. 

Ketiga, pembebasan lahan jalan provinsi dan kabupaten/kota oleh Pemprov Jateng dan Pemkot Solo.

Menhub mengungkapkan, jalur kereta di Simpang Joglo ini memiliki frekuensi pergerakan kereta api yang cukup padat, karena dilintasi oleh tiga jenis kereta yaitu: Kereta Jarak Jauh (penumpang dan barang), Kereta Bandara Adi Sumarmo (BIAS), dan Kereta Komuter Solo-Jogja.

Adanya Simpang Joglo membuat headway (waktu kedatangan) kereta api menjadi lebih dari 30 menit. 

"Dengan dibangunannya rel layang diharapkan headway kereta api turun signifikan menjadi kurang dari 15 menit," imbuhnya.

“Lalu lintas di Simpang Joglo ini sangat padat dan menjadi titik kemacetan. Dengan adanya penataan ini diharapkan dapat menyelesaikan masalah lalu lintas jalan dan pergerakan kereta api,” ucap Menhub. 

Menhub optimistis, dengan adanya kolaborasi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah, pembangunan akan berjalan dengan baik.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengamini apa yang disampaikan Menhub bahwa dengan gotong royong dan kerja sama yang baik antar pemerintah pusat, daerah, TNI, Polri, dan unsur terkait lainnya, maka pembangunan akan berjalan dengan lancar. 

“Kerja sama yang baik ini sudah teruji di Jawa Tengah. Misalnya: pembangunan Bandara Ahmad Yani Semarang dan Bandara Jend Besar Soedirman di Purbalingga,” kata Ganjar.

Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka menambahkan, dengan dimulainya pekerjaan penataan Simpang Joglo, pihaknya telah mengantisipasi dampak lalu lintas dan dampak sosial dengan baik, dengan melakukan sosialisasi dan komunikasi dengan masyarakat sekitar.

“Penataan ini juga bisa mengatasi banjir, karena nantinya akan dibangun drainase menuju sungai Kalianyar. Penataan Simpang Joglo ini akan menjdi Ikon baru di kota Solo,” ujar Gibran.

Turut hadir juga dalam kegiatan ini Dirjen Perkeretaapian Zulfikri, Dirjen Bina Marga KemenPUPR Hedy Rahadian, dan Dirut Wika Agung Budi Waskito. (omy)