SpaceX Elon Musk Incar Bangun Bandara di IKN Baru, Jarak Tempuh Indonesia-AS Cuma 2 Jam

  • Oleh : Fahmi

Jum'at, 14/Janu/2022 09:00 WIB
Foto:Istimewa Foto:Istimewa

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa mengungkapkan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur (Kaltim) sudah diincar oleh perusahaan antariksa milik Elon Musk, SpaceX. 

Dalam paparannya kepada Tim Panitia Khusus (Pansus) RUU IKN, Suharso menyebut SpaceX tertarik meluncurkan pesawat berkecepatan tinggi di IKN. 

Baca Juga:
Menhub: Bandara IKN Ditarget Uji Coba Juli

"Mungkin Ketua Pansus sudah datang ke SpaceX di Los Angeles, di sana mereka minta Indonesia salah satu titik di IKN, selain di Biak, untuk tempat peluncuran pesawat terbang dengan kecepatan luar biasa," kata Suharso dalam rapat bersama Pansus RUU IKN, Kamis (14/1/2022). 

Jarak tempuh Indonesia-AS hanya 2 jam 

Baca Juga:
Presiden Jokowi Teken Perpres 31/2023, Pembangunan Bandara VVIP di IKN Dibiayai APBN

Suharso menuturkan, SpaceX menganggap IKN cocok sebagai tempat peluncuran pesawat. Dengan begitu, jarak tempuh Indonesia-AS pun diperkirakan terpangkas menjadi hanya dua jam. 

Tak hanya Indonesia-AS, perjalanan ke negara lain di wilayah Asia juga akan makin mudah karena adanya pembangunan bandara di IKN. 

Baca Juga:
Menhub Tinjau Lahan Bakal Bandara Baru Penunjang IKN

"Jadi dari Indonesia-AS mungkin cuma satu jam setengah atau dua jam. Karena (peluncuran pesawat) itu dianggap sangat mungkin. Dan dari situ akan muncul bandara yang membawa ke Singapura, daerah Asia lainnya, Australia, dan seterusnya," beber Suharso. 

Alasan SpaceX tertarik IKN 

Lebih lanjut dia mengungkapkan, rencana peluncuran pesawat berkecepatan tinggi itu tak lepas dari perkembangan teknologi yang memengaruhi rencana induk (masterplan) pembangunan IKN. 

Menurut dia, fiber optic infrastructure tidak bisa hanya berbasis pada era 4.0 atau 5.0. Ke depan, basisnya akan makin meninggi menjadi era 6.0 hingga 7.0. 

"Jadi master plan dengan demikian yang sifatnya rujukan teknis dan teramat teknis, itu kami lepaskan dari masterplan. Mereka melihat kekayaan khatulistiwa salah satunya adalah untuk peluncuran-peluncuran itu. Dan itu tidak bisa secara detail dan rinci mengenai itu," tandas Suharso.(fh/sumber:kompas)