Ivan Sopiri Bus Laju Utama Bekasi-Sukabumi, Pernah Gagal Narik Karena Sepi Penumpang

  • Oleh : Fahmi

Rabu, 23/Feb/2022 17:27 WIB
Ivan mengendarai bus Laju Utama jurusan Bekasi-Sukabumi selalu alami sepi penumpang, akibatnya dia sering nombok setoran. Ivan mengendarai bus Laju Utama jurusan Bekasi-Sukabumi selalu alami sepi penumpang, akibatnya dia sering nombok setoran.

BEKASI (BeritaTrans.com) - Dampak dari pandemi berakibat kepada penurunan jumlah penumpang bus yang sangat drastis. Hal itu diceritakan oleh pengemudi bus antarkota dalam provinsi (AKDP) PO Laju Utama rute Bekasi-Sukabumi. 

Meski tidak ada syarat untuk menggunakan moda transportasi umum tujuan tersebut. Pengemudi bernama Ivan ini kerap mengalami kekurangan uang setoran karena mendapatkan penumpang yang sedikit. 

Baca Juga:
Long Weekend, Hilir Mudik Penumpang Normal di Terminal Bekasi

"Haduh, sekarang sepi sekali. Anjlok penumpang," kata Ivan saat dijumpai BeritaTrans.com dan Aksi.id di Terminal Bekasi, Jawa Barat, Rabu (23/2/2022). 

Bahkan karena sepinya penumpang Ivan menyebutkan, biaya operasional dan setorannya kerap kurang dan sering nombok. 

Baca Juga:
Plt Wali Kota Bekasi Monitoring Terminal Bus AKAP dan AKDP, Pemudik Sudah Mulai Surut

"Operasional enggak cukup sama sekali, kita sehari-hari bisa kurang terus setoran," kata Ivan. 

Warga Cisaat, Sukabumi ini menyebutkan, sepinya penumpang terjadi sejak awal tahun 2022, saat itu selepas memasuki tahun baru. 

Baca Juga:
H-2 Lebaran, 1.859 Pemudik Berangkat dari Terminal Bekasi

"Semenjak habis tahun baru penumpang sudah enggak ada, total!," ujar Ivan. 

Penurunan penumpang saat ini dikatakan Ivan mencapai 10 persen dari pada saat sebelumnya. 

Ivan menceritakan, bus Laju Utama yang dia kendarai telah memulai keberangkatan dari Sukabumi pukul 7.30 dan tiba di Terminal Bekasi pukul 11.30. Dia akan berangkat kembali ke Sukabumi jika sudah menyusul bus jurusan Sukabumi memasuki jalurnya. 

Menjalankan busnya untuk mencari sewa dilakukannya selama setiap hari. 

Penumpang pada setiap hari, dikatakan Ivan lebih banyak dari arah Sukabumi ke Bekasi. Namun arah sebaliknya bahkan hanya membawa di bawah lima orang saja. 

"Penumpang dari Sukabumi enggak terlalu sepi. Kalau dari sini, habis sama sekali," ungkapnya. 

Padahal sebelum diberlakukannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 dia bisa membawa lebih banyak penulpang dari pada sekarang. 

"Biasa kita dapat dari sini di atas 10 orang. Ini paling sekarang dapat lima ke bawah," sambungnya. 

Masa PPKM, meski tidak ada aturan syarat naik bus. Ivan mengatakan telah berpengaruh kepada penurunan penumpang saat ini. 

"Memang (covid-19) enggak terlalu parah kayak kemarin, cuma orang tetap takut. Dari arah Jakarta sini yang takut yang menurun drastis," katanya. 

Selain tidak adanya aturan, dia juga kerap mengobral murah harga tiket busnya, karena merasa memerlukan penumpang. "Malah kita obral juga harga, biar yang penting ada, tetap orangnya juga yang enggak ada," kata Dia. 

Karena sepinya penumpang Ivan juga pernah mengalami gagal jalan. Di saat bus sudah dipersiapkan untuk berangkat namun penumpang hanya ada beberapa orang, bus kerap kembali ke jalur ngetem dan memindahkan penumpang ke bus belakangnya. Alhasil penumpang lebih lama di perjalanan karena menanti jadwal bus lain. 

Ivan berharap aturan dan pemberlakuan PPKM tidak akan mempengaruhi aktivitas masyarakat. Orang saat ini, banyak yang sudah divaksin dan aman untuk kekebalan tubuh. 

Dia juga meminta kepada Pemerintah mengenai perjalanan waktu lebaran Idul Fitri tidak lagi diberlakukan larangan mudik. Dia mengatakan sudah dua tahun mengalami keterpurukan akibat larangan tersebut. Dikatakannya masa hati besar adalah saat panennya pelaku jalan terutama kru bus. 

"Jangan sampai deh Lockdown, kita sudah puasanya dua tahun lebih. Kalau orang mobil itu ngandelinya cuma di hari-hari besar itu ya, kalau sampai ditutup lagi sudah enggak jelas lah," pungkas Ivan. 

Perjalanan dengan bus Laju Utama akan melalui jalur Ciawi dan menempuh waktu selama lebih kurang empat jam. Adapun harga ongkos bus tersebut ialah berkisar Rp70 ribu. (Fhm)