Cuma Sultan yang Beli, Harga Elpiji 12 Kg di Bogor Tembus Rp 206.000

  • Oleh : Redaksi

Kamis, 03/Mar/2022 06:11 WIB
Foto:istimewa/ilustrasi/republika.com Foto:istimewa/ilustrasi/republika.com

Bogor (BeritaTrans.com) - Kenaikan harga elpiji nonsubsidi per Ahad pekan lalu tak hanya membuat pembeli kelabakan, tapi juga pedagang. Salah satu pedagang bernama Ricky Pratama kerap dibombardir pertanyaan oleh para pelanggan yang datang ke kiosnya.

Rata-rata mereka mempertanyakan alasan kenaikan harga elpiji. Apalagi kenaikan harga gas cair itu terbilang lumayan tinggi. Di kios yang berlokasi di daerah Parung Panjang, Kabupaten Bogor, itu elpiji nonsubsidi ukuran 12 kilogram dijual di harga Rp 206.000 per tabung.

Baca Juga:
Mitra Bukalapak Ajarkan Strategi Kewirausahaan ke Ratusan Pemilik Warung di Tangerang dan Bogor

Harga elpiji tabung biru itu melampaui harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan agen daerah yakni Rp 15.500 per kilogram. Bila merujuk aturan HET itu, elpiji nonsubsidi ukuran 12 kilogram dibanderol Rp 186.000 per tabung. 

Ricky menjelaskan ia terpaksa menaikkan harga elpiji tersebut mengikuti yang ditetapkan agen sebelumnya. Dia tidak bisa berbuat bila akhirnya banyak pelanggannya beralih membeli gas subsidi ukuran 3 kilogram. Saat ini harga elpiji bersubsidi masih stabil di kisaran Rp 23.000-24.000 per tabung.

Baca Juga:
Menteri BUMN Dorong Entrepreneur Millennial Bogor Ekspor Produk Unggulan

"Cuma sultan yang bisa beli (gas nonsubsidi), para pelanggan juga mengeluh," ujar Ricky pada Tempo, Selasa, 1 Maret 2022. Sejak Ahad pekan lalu, dari catatannya terlihat mayoritas atau sekitar 70 persen pelanggan gas nonsubsidi beralih ke gas subsidi berwarna hijau melon. 

Lebih jauh, Ricky menjelaskan kenaikan harga diberlakukan untuk elpiji nonsubsidi seperti Bright Gas berukuran 5,5 kg. "Bright gas juga naik, sekarang harganya Rp 95.000 dari sebelumnya paling mahal sekitar Rp 81.000-an," katanya.

Baca Juga:
Jasa Raharja Hadiri Giat PKU Akbar PNM Mandiri Cabahg Bogor

Sebelum PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading menaikkan harga elpiji nonsubsidi pada pekan lalu, gas masing-masing untuk ukuran 5,5 kilogram dan 12 kilogram dijual dengan harga Rp 75.000 dan Rp 155.000 per tabung.

Akibat perubahan pola pembelian elpiji oleh para pelanggannya, Ricky belakangan menyiasati dengan mengurangi stok elpiji nonsubsidi dan memperbanyak stok elpiji bersubsidi. "Jika biasanya saya sedia 20 tabung, sekarang dikurangi jadi 5 tabung saja. Yang pink (Bright Gas) stoknya 

"Gas 12 kg sekarang cuma stok 5 aja, kalau yang pink (Bright Gas) stok saya kurangi dari 20 menjadi hanya 10 tabung. Sedangkan elpiji subsidi mah kita stok 200," ucap Ricky.

PT Pertamina Patra Niaga sebelumnya resmi menaikkan harga produk elpiji nonsubsidi per Ahad, 27 Februari 2022. Kenaikan harga tersebut mengikuti perkembangan minyak dan gas dunia.

Penjabat Sementara Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C, & T PT Pertamina (Persero) Irto Ginting, harga Contract Price Aramco telah menembus US$ 775 per metrik ton. “Harga Contract Price Aramco (CPA) tercatat naik 21 persen dari rata-rata harga sepanjang 2021,” katanya, Ahad, 27 Februari 2022.

Pertamina telah merilis daftar harga jual elpiji Non PSO rumah tangga di tingkat agen di luar radius 60 km dari lokasi filling plant. Situs resmi perusahaan migas pelat merah itu menyebutkan harga jual di tingkat agen sudah termasuk biaya angkutan atau ongkos kirim.(amt/sumber:tempo.co)