Oleh : Dirham
JAKARTA (BeritaTrans.com) - Rusia mengaku belum mencapai tujuan utama dari "operasi militernya" di Ukraina menjelang satu bulan invasi berlangsung.
Juru bicara Presiden Vladimir Putin, Dmitry Peskov, mengatakan sang presiden mengakui belum mencapai tujuan utama menginvasi Ukraina.
"Ya, pertama-tama, belum. Dia belum mencapainya," kata Peskov saat ditanyai apa yang Presiden Putin anggap telah dicapai sejauh ini di Ukraina dalam wawancara khusus dengan CNN.
Meski begitu, Peskov enggan mengakui bahwa pasukan Rusia kelimpungan menghadapi perlawanan sengit tentara Ukraina dan mulai kehilangan arah sebagaimana analisis para pengamat perang di lapangan.
Peskov juga menegaskan "operasi militer" Rusia di Ukraina berjalan ketas "sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya."
Peskov juga mengulangi tuntutan Putin bahwa tujuan utama dari "operasi militer" Rusia di Ukraina adalah "untuk menyingkirkan potensi militer Ukraina", memastikan Ukraina adalah negara netral, dan menyingkirkan batalion nasionalis Ukraina.
Selain itu, tujuan Rusia lainnya, kata Peskov, adalah, memastikan Ukraina menerima bahwa Semenanjung Crimea, yang dicaplok Moskow pada 2014, adalah bagian dari Rusia. Moskow juga menuntut Ukraina mengakui wilayah Luhansk dan Donetsk "sudah menjadi negara merdeka."
Dalam kesempatan itu, Peskov juga menegaskan bahwa operasi militer Rusia di Ukraina hanya menyasar target militer Ukraina dan menampik gempuran sengaja menargetkan warga dan fasilitas sipil.
Meski begitu, selama ini, gempuran Rusia di Ukraina kerap menyasar daerah sipil seperti gedung apartemen, perumahan, pusat perbelanjaan, hingga rumah sakit bersalin.
Namun, Rusia membantah dan berdalih bahwa pasukan Ukraina kerap menempatkan alutsista di fasilitas publik dan menjadikan warga sipil sebagai tameng mereka.
Walau masih membombardir kota-kota di Ukraina, pasukan Rusia belum juga berhasil menduduki wilayah baru terutama Kyiv di hari ke-27 invasi. Konvoi militer Rusia menuju Ibu Kota Kyiv juga dikabarkan mandek hingga dibubarkan sebagian.
Sejauh ini, banyak pengamat militer menganggap operasi militer Rusia di Ukraina kacau dan tidak terkoordinasi dengan baik.
Pasukan Rusia juga disebut bertempur tanpa ada koordinasi yang jelas antar masing-masing divisi dan unitnya.
Beragam unit militer yang berpartisipasi dalam serangan Rusia ke Ukraina gagal terhubung satu sama lain. Menurut sejumlah sumber, para unit militer Rusia di Ukraina tampaknya bertindak secara independen tanpa skenario operasional.
Tabloid pro-Moskow di Ukraina bahkan secara tidak sengaja merilis jumlah tentara Rusia yang gugur selama invasi berlangsung yang sudah mencapai hampir 10 ribu jiwa mengutip sumber keamanan di Kremlin. Tak lama, tabloid itu menghapus laporannya.
Di saat yang sama, tentara Ukraina disebut mulai bergerak dalam posisi menyerang dan tengah berupaya merebut kembali wilayah-wilayah yang sempat dikuasai Rusia seperti Kota Kherson.
Militer Ukraina mengklaim berhasil merebut kembali kendali atas Makariv, sebuah kawasan perkotaan yang berjarak sekitar 48 kilometer di barat ibu kota Kyiv.
Klaim itu diungkapkan angkatan bersenjata Ukraina melalui unggahan Facebook baru-baru ini.
"Bendera negara Ukraina dikibarkan di atas kota Makariv," tulis mereka Selasa (22/3). (ds/sumber CNNIndonesia.com)