Bus Rapid Transit di Bandung Gratis hingga 2024

  • Oleh : Redaksi

Jum'at, 25/Mar/2022 14:01 WIB
Pemkot Bandung, Jawa Barat, akan menggratiskan biaya transportasi Bus Rapid Transit (BRT) hingga 2024. Foto: cnnindonesia.com. Pemkot Bandung, Jawa Barat, akan menggratiskan biaya transportasi Bus Rapid Transit (BRT) hingga 2024. Foto: cnnindonesia.com.

BANDUNG (BeritaTrans.com) - Pemerintah kota (Pemkot) Bandung, Jawa Barat, akan menggratiskan biaya transportasi Bus Rapid Transit (BRT) hingga 2024 mendatang. Hingga saat ini, sudah ada lima koridor dari 18 koridor BRT yang disiapkan.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Barat Koswara Hanafi mengatakan Kota Bandung menjadi salah satu wilayah yang mendapatkan bantuan dari Kementerian Perhubungan dengan sistem buy the service selama tiga tahun.

Baca Juga:
Jasa Marga Ungkap Alasan Kenaikan Tarif Tol Jakarta-Bandung Jadi Rp 27.000

"BTS ini polanya membayar layanan. Ada yang hitungnya per kilometer berapa rupiah. Mau ada penumpang atau tidak tetap akan dibayar. Sehingga, penumpang tidak perlu bayar," kata Koswara di Bandung, Rabu (23/3).

Adapun, kelima koridor yang sudah berjalan saat ini antara lain, Alun-alun-Padalarang, BEC-Baleendah, Dipatiukur-Jatinangor, Leuwipanjang-Dago, dan Leuwipanjang-Soreang.

"Setelah tiga tahun ini selesai skema BTS, pemerintah daerah harus ambil alih kelolanya sehingga perlu dibentuk siapa saja yang akan mengelolanya," ucap Koswara.

Koswara menerangkan, dalam satu jalur koridor rata-rata bisa terdapat lima armada bus. Namun, semua akan disesuaikan dengan volume penumpang rata-rata di setiap titik koridor.

Koswara mengakui, jika ada pihak yang kontra dengan konsep ini. Untuk meminimalisasi konflik yang terjadi, ia menambahkan, perlu dibuatkan strategi penanganan yang lebih spesifik.

Baca Juga:
Jelang Diresmikan Presiden, Menhub Tinjau Terminal Leuwipanjang Bandung

"Biasanya ada irisan dengan pihak angkot. Kalau sudah terkena irisan pelayanan BRT, mereka jadi mati karena kualitas layanan BRT tentu ada di atas angkot. Sehingga angkot itu harus berubah, apakah dia di-rerouting atau digabung jadi feeder-nya BRT," tuturnya.

Jika melihat kondisi sekarang, Koswara memulai pendapatan dari angkot sedang menurun. Sehingga, skema BRT ini bisa menjadi momentum untuk angkot memberikan pelayanan yang jadi lebih baik lagi.

"Kalau mereka bisa dilibatkan secara bagus di program ini, mereka pasti akan menerima. Angkot bisa kita imbau untuk ganti jadi bus 3/4 juga. Jika mereka ikut dengan skemanya, para pengusaha angkot bisa menyediakan bus 3/4-nya, nanti akan dibayarkan melalui sistem BTS," ungkapnya.

Koswara mengatakan, BRT memang ditujukan untuk mengembalikan kembali penggunaan angkutan massal secara masif oleh masyarakat. Sehingga, pemerintah akan terus mencari jalan tengah baik demi kebaikan masyarakat sebagai pengguna maupun para pelaku usaha angkot.

"Kota Bandung sudah mencoba menyiapkan skema ini pada satu rute angkot. Konsep angkot yang beralih ke trayek feeder sudah diujicobakan di Gunung Batu," imbuhnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Wali Kota Bandung Yana Mulyana menyampaikan, perlu adanya koordinasi berkelanjutan untuk mempercepat berjalannya program BRT di Kota Bandung.

"Saya sepakat, nanti kami buatkan tim supaya koordinasinya bisa lebih cepat. Sebab, teknologi ini jauh lebih murah investasinya, sehingga kami harapkan juga tiketnya akan murah ke depannya," ucap Yana.

Yana menambahkan, Pemkot Bandung sudah melakukan uji coba pergantian angkot ke transportasi 3/4 bus. Pihak angkot pun memberikan respons positif atas uji coba ini.

"Angkot jadi bus 3/4 kita sudah kita uji coba juga ya. Untuk konversi tiga jadi satu, kebanyakan dari mereka mau. Meski mengurangi jumlah transportasi, tapi daya angkutnya tidak berkurang," ujarnya. (dn/sumber: cnnindonesia.com)

Baca Juga:
Rencana Jalan Tol Baru, Bandung-Yogyakarta Bakal Tersambung