KA Cepat China Bakal Dikembangkan Mampu Bawa Rudal Nuklir

  • Oleh : Taryani

Sabtu, 02/Apr/2022 06:53 WIB
Ilustrasi kereta api cepat China. (Ist.) Ilustrasi kereta api cepat China. (Ist.)

JAKARTA (BeritaTrans.com) - China dilaporkan tengah mengembangkan kereta cepat yang mampu membawa dan meluncurkan nuklir. Ini disebut sebagai bagian dari pengembangan strategi militer negara tersebut.

Kereta api berkecepatan tinggi itu akan membawa intercontinental ballistic missiles atau rudal balistik antarbenua (ICBM).

Kereta tersebut akan digunakan sebagai platform untuk membawa rudal nuklir dan menghindari deteksi musuh karena kereta mampu membawa senjata nuklir.

Kemudian, untuk meluncurkan misil kereta harus berhenti terlebih dahulu.

Rencana besar kereta cepat yang dapat meluncurkan nuklir ini disebut masih dalam tahap cetak biru. Gagasan nuklir yang diluncurkan dengan kereta api diakui belum banyak dikembangkan negara lain dalam beberapa tahun terakhir.

Akan tetapi, South China Morning Post mengatakan pendanaan proyek yang masuk kategori penelitian nasional itu sudah masuk dalam perencanaan pendanaan pemerintah pusat China yang dipimpin oleh Yin Zihong bersama dengan profesor teknik sipil Universitas Southwest Jiaotong di Chengdu.

Mereka dilaporkan baru saja menerbitkan studi peer-review baru di Journal of Southwest Jiaotong University untuk melihat pro dan kontra dari rencana tersebut.

"Dibandingkan dengan kereta api jarak jauh, kereta api berkecepatan tinggi beroperasi lebih cepat dan lebih lancar. Ini berarti bahwa pada rel berkecepatan tinggi, mobilitas, keamanan, dan penyembunyian kendaraan militer akan lebih besar," tulis para peneliti dalam studi tersebut, menurut SCMP yang dilansir dari IFL Science.

Selama Perang Dingin, AS dan Uni Soviet sebelumnya telah lebih dulu berencana untuk menggunakan kereta api sebagai alat untuk memindahkan atau menyebarkan senjata nuklir.

China telah menguji peluncuran dingin ICBM dari rel kereta api pada 2015, sementara Korea Utara mendemonstrasikan kereta api dan meluncurkan rudal balistik pada 2021.

Mengutip Express.co.uk, para insinyur menilai logistik pengangkutan kereta rudal elit berkemampuan nuklir DF-41 Beijing yang mengerikan itu dilaporkan memiliki berat sekitar 80 ton.

Kereta cepat China itu juga dikatakan mampu membawa hulu ledak nuklir hingga 9.300 mil dari landasan peluncuran.

Para insinyur mengklaim, mengangkut rudal-rudal di kereta api bisa menyembunyikannya dengan lebih baik. Metode ini juga dapat meningkatkan efisiensi peluncuran, dengan kerusakan apapun pada rel dari serangan musuh dapat diperbaiki dengan cepat.

China adalah satu dari sembilan negara yang dipastikan memiliki senjata nuklir selain Amerika Serikat, Rusia, Prancis, Inggris, Pakistan, India, Israel, dan Korea Utara.

Menurut Union of Concerned Scientists, setelah berhasil menguji bom nuklir pada 1960-an China masih memiliki persenjataan dengan kekuatan sekitar 350 hulu ledak.

Cadangan nuklir ini relatif sederhana dibandingkan dengan AS dan Rusia, yang masing-masing memiliki sekitar 5.500 dan 6.300 hulu ledak nuklir.

China menjadi negara pertama yang mengusulkan kebijakan untuk tidak menggunakan nuklir sebagai senjata pertama. China lebih memilih untuk melepaskan sebagian besar senjata nuklirnya selama masa damai.

Sebaliknya, sebagian besar negara dengan senjata nuklir, termasuk AS dan Rusia, mempertahankan kebijakan untuk mengizinkan penggunaannya yang pertama dalam konflik.

Sementara stok nuklir mereka relatif terbilang kecil untuk raksasa geopolitik lainnya, meskipun China hampir pasti merupakan pemimpin dunia dalam domain kereta api berkecepatan tinggi.

China merupakan rumah bagi jaringan kereta api berkecepatan tinggi terbesar di dunia, dengan total panjang jalur sejauh 40 ribu kilometer jalur dengan kemampuan kecepatan melaju sejauh 200 hingga 350 kilometer per jam. (tr/Sumber:CNN)