Istri Presiden Ukraina Tahu Jadi Sasaran Pembunuhan, Tapi Tak Mau Tinggalkan Negaranya

  • Oleh : Redaksi

Sabtu, 02/Apr/2022 14:02 WIB
Foto:istimewa Foto:istimewa

Ukraina (BeritaTrans.com) - Saat pasukan militer Rusia semakin mendekati jantung Ukraina, Presiden Volodymyr Zelenskyy sadar dirinya tinggal menghitung hari.

Dalam konferensi melalui video pekan ini dengan para pemimpin negara-negara Eropa, Presiden Zelenskyy bahkan sudah menyampaikan ucapan selamat tinggal.

Baca Juga:
Memanas! Rusia Peringatkan Kemungkinan Perang Nuklir

"Ini mungkin terakhir kalinya Anda melihat saya masih hidup," katanya, sebagaimana dikutip oleh seorang sumber kepada media Wall Street Journal.

Tampaknya Presiden Zelenskyy memiliki alasan kuat untuk percaya bahwa hidupnya berada dalam bahaya.

Baca Juga:
Bom Peninggalan Perang Dunia II Ditemukan Warga di Tarakan

Sebuah informasi muncul dari badan-badan intelijen negara Barat tentang rencana Rusia untuk menghabisi Presiden Ukraina. Kemudian Presiden Zelenskyy menyebarkan informasi ini kepada rakyatnya dalam sebuah video.

"Musuh kita telah menandai saya sebagai target nomor satu. Keluarga saya sebagai target nomor dua," kata Presiden Zelensky.

Baca Juga:
Dubes Ukraina Sebut Tokoh Perjuangan RI Simbol Lawan Agresi Rusia

"Mereka ingin menghancurkan Ukraina secara politik dengan menghancurkan kepala negaranya," tambahnya.

Terlepas dari ancaman tersebut, Presiden Zelenskyy dilaporkan menolak tawaran dari Pemerintah Amerika Serikat untuk membantu evakuasi. Ia bersumpah untuk tetap bersama rakyatnya.

Istrinya, Olena Zelenska, putri mereka yang berusia 17 tahun, Sasha, dan putra mereka yang berusia sembilan tahun, Kyrylo, juga tetap bertahan di Ukraina, meski pun mereka mungkin berada di urutan kedua dalam daftar target Rusia.

"Saya tidak akan panik dan menangis," tulis Olena Zelenska, istri dari Presiden Zelenskyy dalam unggahannya di Instagram tak lama setelah invasi.

"Saya akan tenang dan percaya diri. Anak-anak melihatku, dan aku akan berada di samping mereka dan di samping suamiku," katanya.

Sementara Olena dan anak-anaknya bersembunyi di suatu tempat di Ukraina, Presiden Zelenskyy tampaknya masih berada di distrik pemerintahan di Kota Kyiv dalam penjagaan ketat.

Di tengah kekhawatiran upaya pembunuhan, semua bangunan di daerah itu dikelilingi oleh pasukan keamanan Ukraina dengan perlengkapan perang.

Pihak Ukraina mengklaim Pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov, yang seringkali digambarkan sebagai "Naga Vladimir Putin", telah mengirim pasukan elit untuk membunuh Zelenskyy sejak awal Maret.

"Kami sangat menyadari adanya operasi khusus yang akan dilakukan untuk melenyapkan Presiden kami," kata Oleksiy Danilov, Menteri Keamanan dan Pertahanan Ukraina.

Namun, "pasukan elit Kadyrov itu telah dihancurkan," katanya.

Pemerintah Ukraina menyebut hal ini hanyalah salah satu dari belasan upaya untuk membunuh Zelenskyy, yang telah digagalkan.

"Kami memiliki jaringan intelijen dan kontra intelijen yang sangat kuat," ujar Mikhail Podolyak, penasihat presiden Ukraina.

"Mereka berhasil melacak semuanya, dan semua regu pembunuh itu telah dilikuidasi," tambahnya.

Presiden Zelenskyy saat ini berkomunikasi dengan keluarganya yang berada di bagian utara negara itu hanya melalui telepon.

"Seperti setiap perempuan di Ukraina, sekarang saya mengkhawatirkan suami saya," tulis Olena kepada media ABC Amerika.

"Setiap pagi sebelum meneleponnya, saya berdoa agar semuanya berjalan lancar. Saya juga tahu seberapa kuat dan tabah dia. Dia mampu menghadapi apa pun," ujar Olena.

Pasangan Volodymyr Zelenskyy dan Olena Zelenska tidak pernah mengharapkan kehidupan seperti yang mereka alami saat ini.

Mereka juga sebenarnya tak pernah diharapkan untuk memasuki dunia politik, apalagi memimpin sebuah negara melalui perang dan menghindari regu pembunuh.(amt/sumber:abc.net.au)