Oleh : Redaksi
Jakarta (BeritaTrans.com) - Duta Besar Ukraina di Indonesia, Vassyl Haminian, mengatakan bahwa sastrawan Chairil Anwar menjadi inspirasi bagi pejuang di negaranya yang masih melawan invasi Rusia.
"Chairil Anwar inspirasi bagi pejuang kami. Puisinya Karawang-Bekasi menggambarkan yang terjadi sekarang di banyak wilayah di Ukraina," kata Haminian dalam wawancara dengan CNNIndonesia.com, Selasa (12/4).
Ia kemudian berujar, "Pejuang kami mati muda, tapi kami akan selalu ingat mereka sebagaimana dalam puisi Aku [karya Chairil Anwar]."
Baca Juga:
4 Presiden Negara Eropa Kunjungi Ukraina, Desak Putin Diadili
Puisi Aku bercerita soal pemberontakan dari segala bentuk penindasan. Karya ini lahir di tengah penjajahan Jepang di Indonesia pada 1943.Haminian menilai puisi tersebut bak membicarakan Ukraina sekarang.
Selain itu, sejumlah foto tokoh Indonesia terpasang di kantor Kedutaan Besar Ukraina di Jakarta. Mereka di antaranya pahlawan revolusioner, Ahmad Yhani, dan polisi yang dikenal anti-korupsi, Hoegong Iman Santosa.
Baca Juga:
Rusia Geram Kapal Perang Rusak Parah, Diduga Dirudal Ukraina
Hingga saat ini, Ukraina masih terus digempur Rusia usai Presiden Vladimir Putin melancarkan invasi pada 24 Februari lalu.
Hari-hari setelah itu, ledakan dan pertempuran terus terjadi. Korban sipil pun terus berjatuhan, sementara jutaan warga meninggalkan rumah mereka ke tempat yang lebih aman.
Baca Juga:
Satu Lagi Jenderal Rusia Tewas, Putin Kembali Terima Pukulan Telak
Belum lama ini, Rusia juga menjadi sorotan karena dituding melakukan pembantaian terhadap ratusan warga sipil di Bucha, Ukraina.
Sejumlah pihak, terutama Barat, mengecam tindakan Rusia itu. Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, bahkan menyebut tindakan pasukan di Rusia merupakan genosida.
Kata genosida jarang dinyatakan secara publik oleh pejabat AS mengingat aturan hukum ketat terkait tudingan itu dan dampaknya yang besar.
Selain AS, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga ambil sikap atas dugaan pembantaian di Bucha. Mereka mendesak agar dibentuk tim khusus untuk melakukan investigasi.
Organisasi itu juga menggelar jajak pendapat untuk menentukan status penangguhan sementara Rusia dari Dewan HAM PBB. Dari 193 anggota, sebanyak 93 negara sepakat Moskow ditangguhkan.
Tak lama setelah itu, duta besar Rusia di PBB menyatakan, negaranya keluar dari Dewan HAM.(amt/sumber:cnnindonesia.com)